Korut Perbaharui Hubungan di Semenanjung Korea, Usai 70 Tahun Pecah Perang antar-Korea

- 26 Juni 2020, 06:00 WIB
MOON Jae-in (Korsel) dan Kim Jong-un (Korut).*
MOON Jae-in (Korsel) dan Kim Jong-un (Korut).* //Twitter/@TheBlueHouseENG @DPRK_

Baca Juga: Penggembala Sapi asal Tegalbuleud Sukabumi Ditemukan Tewas Terapung di Bekas Galian Pasir

Meskipun mengulurkan harapan bahwa KTT antar-Korea dan utusan khusus dapat menyelamatkan hari itu, administrasi Moon akhirnya menanggapi dua minggu retorika Korea Utara yang terus meningkat dengan menyatakan bahwa kata-kata Kim Yo Jong secara mendasar merusak kepercayaan yang telah dibangun para pemimpin terkini.

Sementara itu, direktur operasi untuk Kepala Staf Gabungan Korea Selatan memperingatkan Korea Utara untuk tidak melanjutkan latihan militer reguler di dekat perbatasan atau mengembalikan pos penjagaan di DMZ, yang menyatakan bahwa jika Korea Utara benar-benar mengambil langkah seperti itu, itu pasti akan membayar harganya.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-tasikmalaya.com dengan judul "70 Tahun Setelah Perang, Hubungan antar-Korea Kembali ke Titik Awal"

Tidak pasti apa motif Korea Utara untuk menyalakan kembali ketegangan. Mereka bisa mengenai suksesi atau faktor-faktor yang didorong secara internal, atau dirancang untuk mempermalukan Korea Selatan, memecah aliansi AS-Korea Selatan, atau menekan administrasi Trump.

Baca Juga: Mengagetkan, Terjadi Lonjakan Ribuan Kasus Corona di Meksiko Usai Dilanda Gempa 7,5 Magnitudo

Bagaimanapun, tujuan langsung Korea Selatan - dengan dukungan politik yang terlihat dari pemerintahan Trump dan Pasukan AS Korea - harus mengandung eskalasi ketegangan, menghindari dan meminimalkan kemungkinan hilangnya nyawa, dan memperkuat komitmen AS-Korea Selatan untuk pertahanan dan pencegahan.

Tekad nyata Korea Utara untuk memperbarui ketegangan di Semenanjung Korea memberikan peluang politik bagi Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mengesampingkan perselisihan mengenai pembagian biaya dan menegaskan kembali kekuatan aliansi mereka.

Ini juga memberi kedua negara kesempatan untuk mengoordinasikan pertahanan melawan eskalasi Korea Utara dan kembali ke jadwal latihan militer AS-Korea Selatan yang lebih kuat sebelum 2018 untuk memastikan kesiapan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Angkat Bicara Terkait Pembakaran Bendera PDI Perjuangan saat Aksi Penolakan RUU HIP

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah