Utusan Rusia Serukan Perdamaian, Turki Respon Positif Demi Kebangkitan Libya

- 31 Juli 2020, 08:30 WIB
Duta Besar Rusia Aleksei Erkhov saat wawancara dengan Daily Sabah di kedutaan besar di Ankara, Turki, 21 Oktober 2019 (Daily Sabah)
Duta Besar Rusia Aleksei Erkhov saat wawancara dengan Daily Sabah di kedutaan besar di Ankara, Turki, 21 Oktober 2019 (Daily Sabah) /

Masjid Agung Hagia Sophia yang ikonis di Turki dibuka kembali untuk beribadah pada 24 Juli untuk pertama kalinya dalam 86 tahun. Monumen ikonik berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun sampai penaklukan Istanbul. Kemudian berfungsi sebagai masjid dari 1453 hingga 1934 - hampir 500 tahun dan yang terbaru sebagai museum selama 86 tahun.

Salah satu bangunan bersejarah yang paling banyak dikunjungi di Turki oleh wisatawan domestik dan internasional, pada tahun 1985, selama menjadi museum, Hagia Sophia ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO.

Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid.

Mengenai ulang tahun upaya kudeta 15 Juli 2016, yang dipimpin oleh Kelompok Teror Gülenist (FETÖ), Erkhov mengatakan sikap Rusia juga tegas dalam upaya kudeta. “Sikap kami jelas ditetapkan selama percakapan telepon antara kedua pemimpin kami setelah peristiwa ini. (Presiden Rusia) Vladimir Putin menggarisbawahi posisi utama Rusia bahwa tindakan dan kekerasan anti-konstitusional secara kategoris tidak dapat diterima di negara mana pun, ”lanjutnya.

Baca Juga: Tak Hanya Berurusan dengan Kejaksaan Agung, Djoko Tjandra Siap Berurusan dengan Polri

'Dunia yang demokratis menyangkal bantuan kepada warga Suriah'

Melihat perkembangan terbaru di Suriah, utusan Rusia menerima kenyataan bahwa Suriah sedang mengalami masalah ekonomi yang serius.

“Suriah sedang mengalami masalah ekonomi yang serius. Tetapi mengapa itu terjadi? Dari mana mereka berasal?
Negara itu, yang dihancurkan oleh perang saudara yang berlangsung lama, yang membutuhkan bantuan ekonomi untuk rekonstruksi pasca konflik, sekarang hidup di bawah sanksi tidak manusiawi yang dijatuhkan oleh apa yang disebut 'dunia demokratis' yang menyangkal bantuan penyelamatan jiwa bagi warga Suriah, "kata Erkhov .

Sanksi baru dari Washington datang pada saat Suriah sedang bergulat dengan krisis mata uang yang parah.

Dengan dunia yang fokus memerangi pandemi global virus corona, rezim Suriah telah berjuang untuk mengangkat ekonomi.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x