MANTRA SUKABUMI - Ledakan dahsyat yang mengguncang Pelabuhan Beirut, Lebanon, mengakibatkan korban meninggal dunia dan kerusakan parah di seluruh Pelabuhan Beirut, Rabu, 4 Agustus 2020.
Ledakan tersebut mengakibatkan sedikitnya 100 orang meninggal dunia dan 4.000 lainnya luka-luka.
Dikutip mantrasukabumi.com dari independent.co.uk Presiden Michel Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu dan mengatakan penyebab ledakan itu adalah 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan dalam pupuk dan bom, yang telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan.
Baca Juga: Ternyata Buah Mangga Bermanfaat untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Itu terjadi ketika dokumen yang digali oleh Al Jazeera menunjukkan pejabat bea cukai telah memperingatkan "bahaya serius" yang ditimbulkan oleh persediaan amonium nitrat di Pelabuhan beberapa tahun sebelum ledakan pada hari Selasa.
Lalu apa itu amonium nitrat ?
Dikutip mantrasukabumi.com dari Sky News, Rabu, 5 Agustus 2020, dengan rumus kimia NH4NO3, amonium nitrat adalah padatan kristal putih alami yang sangat larut, lebih dikenal sebagai saltpetre.
Baca Juga: Indonesia Kirim Prajurit TNI Untuk Membantu Korban-korban Ledakan di Libanon
Baca Juga: PM Australia: Perang Dingin AS-China Tak Lagi Terbayangkan, Perselisihan Harus Selesai Secara Damai
Ini juga merupakan komponen utama ANFO, (amonium nitrat / bahan bakar minyak), bahan peledak industri yang digunakan dalam penambangan, penggalian, dan konstruksi sipil serta bertanggung jawab atas 80% dari semua bahan peledak industri yang digunakan di AS.
Dengan sendirinya, amonium nitrat tidak dianggap sangat mudah menguap atau berbahaya, tetapi dalam kondisi tertentu itu bisa mematikan.
Baca Juga: Kerja Nyaman Tak Merugikan Tubuh Kita, Ini Cara Hadapi Sakit Punggung dan Keseleo Saat Bekerja
Sebagian besar negara memiliki peraturan yang mengontrol penyimpanannya untuk memastikan keamanannya.**