Kemarahan Umat Muslim Terus Meningkat Atas Pernyataan Anti Muslim Presiden Prancis Emmanuel Macron

- 26 Oktober 2020, 12:55 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron /AFP

Warga Palestina juga berkumpul di Gaza, memprotes Macron atas pidato kebenciannya.

Di Suriah utara, sejumlah warga sipil berdemonstrasi sebagai protes atas pernyataan Macron dan penerbitan ulang kartun anti Nabi.

Para pengunjuk rasa di kota Jarabulus dan Tal Abyad membakar foto-foto Macron dan memasang spanduk membela nabi.

“Islam adalah agama damai dan tidak memiliki tempat untuk terorisme, Prancis adalah sumber terorisme, ”kata Wael Hamdu, kepala dewan lokal Tal Abyad selama protes. "Kami tidak melupakan pembunuhan 1,5 juta orang di Aljazair oleh Prancis," tambahnya.

Protes serupa juga terjadi di Deir el-Zour Suriah. Namun protes tersebut harus menghadapi kebrutalan YPF atau PKK karena kelompok teroris tersebut menembaki pengunjuk rasa yang melukai dua orang.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan kemarin juga menuduh Macron "menyerang Islam". Dalam serangkaian tweet, Khan mengatakan komentar itu akan menimbulkan perpecahan.

"Ini adalah saat ketika Pres Macron bisa memberikan sentuhan penyembuhan dan menyangkal ruang bagi para ekstremis daripada menciptakan polarisasi lebih lanjut dan marginalisasi yang pasti mengarah pada radikalisasi," tulis Khan.

“Sangat disayangkan bahwa dia telah memilih untuk mendorong Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris yang melakukan kekerasan, baik itu Muslim, Supremasi Kulit Putih atau ideolog Nazi.”

Uni Eropa mendukung Macron

Namun, meskipun kata-katanya yang kasar meminggirkan umat Islam, Macron terus menerima dukungan baik dari pemerintahnya maupun dari Uni Eropa, yang keduanya mengabaikan kemarahan di kalangan umat Islam.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah