Pemimpin Oposisi Melenchon Sebut Islamofobia Sedang Disamarkan Sebagai Sekularisme di Prancis

- 13 November 2020, 19:59 WIB
 Jean-Luc Melenchon
Jean-Luc Melenchon /Twitter @JLMelenchon/

Islamofobia telah melonjak di negara itu, sementara penahanan sewenang-wenang terhadap anak di bawah umur di komune Albertville, Prancis tenggara, menyebabkan keributan.

Tiga anak Turki dan seorang anak dari Afrika Utara, yang semuanya berusia 10 tahun, dibawa ke kantor polisi menyusul perselisihan mengenai pembunuhan brutal guru bahasa Prancis Samuel Paty dan kartun yang menghina umat Islam. Anak-anak diinterogasi selama 11 jam di kantor polisi.

Seorang ayah dari salah satu anak mengatakan bahwa polisi Prancis menggerebek rumahnya pada pagi hari.

Baca Juga: Presiden Jokowi Rencanakan Kampanye Vaksinasi Massal dan Distribusikan Akhir Tahun Ini

Baca Juga: Setelah Hebohkan Warganet, Penyebar Video Asusila Mirip Gisel Kini Diamankan Polda Metro Jaya

Rabu lalu, seorang anggota Persatuan Yahudi Prancis untuk Perdamaian (UJFP) mengatakan bahwa penahanan anak-anak di Prancis baru-baru ini atas tuduhan terorisme adalah tanda akan datangnya barbarisme.

Georges Gumpel mengatakan dalam sebuah posting blog bahwa langkah tersebut menunjukkan bahwa anak-anak tidak dihargai di Prancis dan dia belum mempertimbangkan untuk menulis tentang masa kecilnya yang menyakitkan sampai sekarang, tetapi insiden tersebut memicu tanggapannya, menurut laporan Anadolu Agency (AA).

Gumpel mengatakan dia lahir dari sebuah keluarga Yahudi pada tahun 1937 dan ayahnya dikirim ke Auschwitz pada tahun 1944 ketika dia baru berusia lima tahun.

Merujuk pada penahanan terhadap anak-anak tersebut, ia mengatakan bahwa awalnya ia tidak percaya, karena Prancis adalah negara dengan hak asasi manusia, namun kejadian yang memalukan tersebut membuatnya mempertanyakan cara-cara yang digunakan untuk menutupi kejahatan yang dilakukan terhadap anak.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa penahanan anak-anak di Albertville di tenggara Prancis dengan dalih "propaganda teroris" dan insiden sebelumnya di mana polisi memaksa siswa di sebuah sekolah di distrik Mantes-la-Jolie dekat Paris untuk berlutut selama berjam-jam adalah tanda-tanda akan datang. kebiadaban.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah