Bahaya dan 13 Fakta Bunga Edelweis Dibalik Keindahannya

10 Oktober 2020, 16:20 WIB
Bunga Edelweis /Istimewa

MANTRA SUKABUMI - Anaphalis javanica atau yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa atau Bunga Senduro adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.

Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 meter .

Bunga edelweis sering kali jadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang mendaki gunung khususnya di Indonesia.

Baca Juga: Hadiah Nobel Perdamaian 2020, Jatuh Pada Program Pangan Dunia Atas Upaya Perangi Kelaparan

Baca Juga: Mau Token Listrik Gratis Bulan Oktober 2020? Begini Cara Klaimnya

Bunga edelweis di Indonesia berbeda dengan bunga edelweis di dataran Eropa. Di Indonesia, edelweis dikenal juga dengan nama javanese edelweis atau edelweis jawa atau bunga senduro.

Ciri-ciri umum dari bunga ini adalah kelopak bunga berwarna putih dan biasanya mekar pada kurun waktu April-Agustus.

Terkenal karena keindahannya dan tak mudah layu, edelweis menyandang julukan sebagai bunga abadi.

Namun sayang julukan ini berbanding terbalik dengan kondisi yang ada, banyak orang yang memetik edelweis dan membawanya sebagai 'oleh-oleh', hal ini justru membuat edelweis terancam punah.

Baca Juga: Industri Bioskop yang Dilanda Covid-19, Seakan Bangkit dengan Hadirnya Festival Film London

Berikut telah dirangkum mantrasukabumi.com rangkum dari berbagai sumber, 12 fakta bunga edelweis yang wajib diketahui sebelum melihatnya secara langsung di gunung.

1. Ditemukan pertama kali oleh naturalis Jerman
Edelweis pertama kali ditemukan oleh naturalis asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada 1819.
Bunga ini ditemukan pertama kali di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.

2. Disebut bunga abadi.
Bunga edelweis disebut-sebut sebagai bunga abadi, karena bunga ini bisa tumbuh selama 10 tahun.
Hal ini karena edelweis memiliki hormon yang bisa mencegah kerontokan kelopak bunga.

3. Tumbuh di beberapa gunung di Indonesia
Bunga edelweis tumbuh di tanah dengan ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.
Tak heran jika bunga berkelopak putih ini banyak ditemukan di sejumlah gunung di Indonesia.
Di antaranya Gunung Merbabu, Pangrango, Lawu, Semeru, Rinjani, dan sebagainya.
Hamparan tanaman edelweis di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango, Jawa Barat, Minggu 6 Desember 2015.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Berita Tentang Omnibus Law yang Beredar adalah Bohong

4. Mekar saat akhir musim hujan
Bunga edelweis biasanya mekar pada periode April hingga Agustus setiap tahunnya.
Terutama saat-saat di mana musim hujan telah berakhir.

5. Tinggi bisa mencapai 8 meter
Umumnya bunga edelweis memiliki batang setinggi 1 meter.
Namun pada keadaan tertentu tumbuhan ini bisa mencapai tinggi 8 meter.

6. Mampu bertahan di tanah tandus
Meskipun hidup di pegunungan, namun edelweis mampu bertahan dalam keadaan tanah yang tandus.

Karena edelweis mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.

7. Populasinya berkurang

Meski disebut bunga abadi, namun saat ini populasi bunga edelweis semakin berkurang.
Pada 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir bunga edelweis.

Kasus pemetikan bunga edelweis di gunung bahkan terjadi beberapa kali pada 2017 dan 2018.

Pada Juli 2017, lima pendaki mencabut bunga edelweis di Gunung Rinjani.
Sementara tahun lalu, pendaki asal Batang juga terciduk mencabut bunga edelweis di Gunung Merbabu.

Baca Juga: Kenali Gejala Covid-19, Jangan Tunggu Hari ke-7, Berbahaya!

8. Razia di gunung
Dahulu, saking banyaknya pendaki yang memetik edelweis, beberapa gunung mengadakan razia terhadap pendaki.
Saat itu, petugas berjaga di pos pendakian dan merazia carrier pendaki.

9. Dilindungi Undang-undang
Karena populasinya semakin berkurang, bunga edelweis pun dilindung oleh Undang-undang.

Bagi siapapun yang memetik bunga edelweis bisa terancam hukuman sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1.

10. Dibudidayakan di beberapa daerah
Beberapa daerah pegunungan di Indonesia membudidayakan bunga edelweis.

Edelweis hasil budidaya biasanya banyak dijual sebagai oleh-oleh, salah satunya di Gunung Bromo.

Secara fisik, edelweis alami dan edelweis budidaya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Bunga edelweis hasil budidaya terlihat lebih gemuk dan subur dibandingkan bunga yang tumbuh liar.

Baca Juga: Kenali Gejala Covid-19, Jangan Tunggu Hari ke-7, Berbahaya!

11. Pernah jadi gambar perangko
Pada 2003, bunga edelweis pernah dijadikan gambar perangko oleh Pos Indonesia.

12. Bunga edelweis ada di luar negeri
Di luar negeri juga terdapat bunga edelweis yang disebut Leontopodium Alpinum.

Meskipun sama-sama edelweis, namun berbeda dengan edelweis yang ada di Indonesia.
Bunga edelweis di luar negeri bahkan menjadi bunga nasional Austria.

13. Pernah jadi judul lagu
Bunga edelweis pernah menjadi judul sebuah lagu yang dinyanyikan dalam film The Sound of Music pada 1965.
Judul lagu tersebut yaitu 'Edelweiss'.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler