Dokter Onkologi: Pasien Kanker Payudara Boleh Coba Pengobatan Alternatif, Harus Perhatikan Hal Ini

- 20 Maret 2021, 22:30 WIB
Ilustrasi kanker payudara. Dokter Onkologi: Pasien Kanker Payudara Boleh Coba Pengobatan Alternatif, Harus Perhatikan Hal Ini.
Ilustrasi kanker payudara. Dokter Onkologi: Pasien Kanker Payudara Boleh Coba Pengobatan Alternatif, Harus Perhatikan Hal Ini. /*/Pixabay/waldryano

MANTRA SUKABUMI – Dokter spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Sonar Soni Panigoro, mengatakan bahwa pasien kanker payudara boleh mencoba pengobatan alternatif, termasuk jamu-jamuan, namun ada hal yang harus diperhatikan.

Dokter Sonar menyarankan kepada pasien kanker payudara bagi yang mau mencoba pengobatan alternatif harus memperhatikan jangka waktu yang digunakan, jangan sampai menghabiskan waktu jika tidak ada hasilnya.

"Kalau mau coba (pengobatan alternatif) jangan lewat dari satu bulan. Tolong ada batasnya kalo mau mencoba. Begitu tidak ada efek, pindah saja (ke pengobatan medis)," kata dia dalam diskusi bersama media secara virtual, Sabtu, 20 Maret 2021.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: BWF Akhirnya Buka Suara, Mengaku Frustasi dan Menyesal Indonesia Harus Diusir dari All England

Dikutip mantrasukabumi.com dari Antara pada 20 Maret 2021, menurut Sonar, hampir seluruh pasiennya tidak mendapatkan hasil positif usai mencoba pengobatan alternatif. Mereka justru berakhir dengan stadium kanker lanjut.

Pengobatan kanker secara medis akan lebih baik dilakukan pada stadium sedini mungkin sesuai tipe kanker. Penundaan pengobatan, misalnya karena mau terlebih dulu menggunakan cara alternatif, bisa berisiko menyebabkan sel kanker semakin berkembang.

"Semakin menunda pengobatan, pasti sel kanker akan semakin berkembang. Secara umum, pasien sekitar 70 persen datang dalam keadaan lanjut. Dari beberapa studi para pasien yang terlambat datang itu minimal separuhnya karena dia mencoba dulu pengobatan alternatif. Tidak ada satu pun yang menunjukkan hasil, mau itu jamu, herbal, (perangkat kesehatan) jaket," kata Sonar.

Baca Juga: Datang ke Acara Siraman Aurel Hermansyah, Baju Ayu Dewi Jadi Sorotan

Baca Juga: Dukung Tim Bulu Tangkis Indonesia, Raffi Ahmad Ajak Bagikan Black Shuttlecock di Story Instagram

Pengobatan alternatif yang pasien pilih antara lain karena dianggap tidak banyak efek samping dan tak semenakutkan ketimbang operasi yang menimbulkan bekas luka, kemoterapi yang menyebabkan kebotakan atau radiasi yang bisa membuat kulit pasien lebih gelap.

Di sisi lain, pengetahuan pasien mengenai perkembangan penyakit juga menjadi sorotan masih menjadi pilihannya pengobatan alternatif.

Pada kasus kanker payudara misalnya, pengobat alternatif bisa saja memberikan sugesti pasien bahwa tumor yang ada dalam tubuhnya mengeras dan ini pertanda baik. Padahal, sebenarnya justru kabar buruk bagi pasien karena tumor ganas bertambah besar atau berkembang.

"Kami saja yang di kedokteran yang jelas punya puluhan tahun studi masih banyak kegagalan yang kita temukan dalam pengobatan. Tidak semua pengobatan berhasil. Kanker payudara kalau pengobatan dilakukan lengkap maksimal 75 persen tertangani. 25 persen tidak berhasil karena obat tidak mempan," tutur Sonar.

Baca Juga: Insiden Pesawat Trigana Air, Ternyata Sudah Diramal Paranormal Mbak You Sejak November 2020

Baca Juga: Dibongkar Raffi Ahmad, Billy Syahputra Akui Tyas Mirasih adalah Fantasinya

Dia mengingatkan, apabila Anda mencurigai ada benjolan di payudara yang bisa saja kanker segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan medis dan pengobatannya.

Umumnya, apabila dokter mencurigai benjolan ternyata kanker, maka Anda disarankan melakukan biopsi. Apabila memang kanker, maka pengobatan akan ditentukan dan umumnya pembedahan, setelahnya terapi tambahan antara lain penyinaran, kemoterapi, hormonal atau terapi target.

Bila kanker terlanjur ditemukan pada stadium lanjut, misalnya kanker menyebar ke organ tubuh lain, maka dokter akan memberikan terapi palitiaf untuk memperbaiki kualitas hidup pasien. ***

Editor: Encep Faiz

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah