Peneliti Amerika Serikat Sebut Diet Puasa Bikin Hilang Jumlah Otot, Benarkah! Berikut Penjelasannya

- 16 Oktober 2020, 06:13 WIB
ILUSTRASI diet
ILUSTRASI diet /Pixabay/Gerd Altmann/.*/Pixabay/Gerd Altmann

MANTRA SUKABUMI - Diet merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan yang cara dan sumber makanannya diatur. 

Hal tersebut gunanya untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang terkontrol.

Diet dengan cara Puasa dipercaya menjadi salah satu alternatif untuk menurunkan berat badan.

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Baca Juga: ShopeePay Day Digelar 15 Oktober Hadirkan Solusi Belanja Hemat Sambut Shopee 11.11 Big Sale

Diet puasa atau yang juga dikenal dengan nama intermittent fasting, adalah jenis diet yang dilakukan dengan berpuasa untuk jangka waktu tertentu.

Selain Diet keto, diet ini juga relatif populer dan diterapkan oleh banyak orang dengan berbagai alasan.

Sejumlah penelitian menunjukkan, diet puasa juga bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan diabetes, serta -tentu saja, menurunkan berat badan dan lemak.

Dengan fakta yang ada, jelas terlihat jika diet puasa dapat memberi keuntungan bagi tubuh.

Baca Juga: Diprotes atas Pelanggaran HAM, Menhan RI Prabowo Subianto Terancam Ditahan di AS

Namun sebuah penelitian terbaru mengungkap, pola diet yang membatasi waktu makan dapat berdampak negatif.

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, Penelitian Diet Puasa melibatkan 116 peserta dari University of California, San Francisco, Amerika Serikat.

Ditemukan, menjalani intermittent fasting saja tidak memiliki manfaat lebih dibandingkan pola diet reguler.

Terungkap juga, jika diet ini dapat menyebabkan kehilangan massa otot dalam jumlah signifikan.

Dalam penelitian ini para ilmuwan membagi partisipan menjadi dua kelompok.

Baca Juga: Siap-siap, BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Segera Cair, Berikut Jadwal Penyalurannya

Kelompok pertama adalah mereka yang mengonsumsi makanan secara rutin tiga kali sehari dengan camilan.

Sedangkan, kelompok kedua adalah mereka yang membatasi asupan kalori antara jam 12.00-20.00.

Di akhir masa penelitian selama 12 minggu, tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan antara kelompok pertama dan kelompok kedua dalam hal penurunan berat badan.

Tak hanya itu, massa lemak, kadar kolesterol, atau kontrol gula darah pun tak berbeda banyak.

Dari sana bisa disimpulkan, diet puasa tidak benar-benar meningkatkan kesehatan metabolik atau penurunan berat badan partisipan.

Baca Juga: Pemerintah Akan Tarik Kembali BLT UMKM Rp2,4 Juta, Jika Tidak Segera Diambil

Namun, partisipan dalam kedua kelompok menunjukkan sedikit penurunan berat badan.

Dan, mereka yang berada dalam kelompok kedua -yang menerapkan diet puasa- menurunkan berat badan sedikit lebih banyak dibandingkan kelompok pertama.

Hanya saja, ada pola yang bermasalah pada penurunan berat badan partisipan di kelompok kedua.

Sekitar 65 persen dari total penurunan berat badan di antara peserta dalam kelompok kedua terdiri dari massa otot.

Angka kehilangan massa otot itu jauh lebih banyak dibandingkan saat kita mempraktikkan diet reguler yang membatasi kalori, yakni sekitar 20-30 persen.

Baca Juga: Waspada! 5 Jenis Kanker Mematikan ini Rentan Serang Kaum Wanita

Seluruh partisipan dalam penelitian ini tidak diminta untuk membatasi jumlah kalori tertentu, jenis diet makro, atau melakukan olahraga.

Partisipan di kelompok kedua sekadar melakukan diet puasa selama delapan jam, yang mana hal itu tidak memberi manfaat dibandingkan kelompok pertama yang tidak menjalani diet ekstrem tersebut.

Para peneliti di Universitas California, San Francisco berteori, asupan kalori seseorang berkurang dalam diet puasa.

Hal ini menjadi faktor signifikan yang mengakibatkan berat badan pelaku diet puasa menurun.

Baca Juga: Batas Pencairan BLT UMKM Rp2,4 Juta Hanya 3 Bulan, Buruan Segera Cairkan Jika Tidak Ingin Hangus

Teori lainnya, waktu puasa selama delapan jam dinilai terlalu lama. Sebab, sejumlah penelitian terdahulu memperlihatkan adanya manfaat metabolik dan penurunan berat badan dari metode berpuasa selama enam jam.

Kesimpulannya, jika kita hendak menerapkan diet dengan membatasi waktu makan, ada baiknya mengubah jenis makanan, dan juga seberapa banyak makanan yang dikonsumsi untuk mencegah hilangnya massa otot.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah