Hati-Hati, 7 Zat dalam Obat Nyamuk Ini Dapat Bahayakan Kesehatan Jika Terhirup dan Terminum

- 27 Oktober 2020, 20:47 WIB
Ilustrasi gigitan nyamuk.
Ilustrasi gigitan nyamuk. /Pixabay

Tetapi selama DEET ada, ia telah menimbulkan pertanyaan tentang keamanannya dari warga dan ilmuwan. Beberapa terganggu oleh baunya, sementara yang lain khawatir hal itu dapat mengiritasi kulit.

Banyak yang merasakan sengatan terbakar karena secara tidak sengaja menyemprotkan pengusir serangga ke luka kecil.

Baca Juga: Kabar Gembira, Di Tengah Pandemi Covid-19, BPJS Kesehatanan Berikan Keringanan Pembayaran Iuran

Meskipun Badan Perlindungan Lingkungan menyetujui kembali penggunaan DEET pada tahun 1998 setelah tinjauan keamanan ekstensif, data baru menunjukkan bahwa zat tersebut dapat memengaruhi sel kita dengan cara yang tidak diinginkan.

Sebuah studi tahun 2009 menemukan bahwa DEET dapat mengganggu aktivitas enzim yang penting agar sistem saraf berfungsi dengan baik.

Dalam studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa DEET memblokir enzim cholinesterase, yang penting untuk mentransmisikan pesan dari otak ke otot pada serangga.

Para peneliti mencatat bahwa DEET juga dapat mempengaruhi sistem saraf mamalia, dan diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini.

Studi yang dilakukan oleh Institute of Development Research di Prancis, dan diterbitkan dalam jurnal BMC Biology, menemukan bahwa bahan kimia yang mengganggu aksi cholinesterase dapat menyebabkan air liur berlebihan dan air mata dalam dosis rendah, diikuti oleh kejang otot dan akhirnya kematian.

Baca Juga: Balas Pernyataan Ngabalin, Rektor Universitas Ibnu Chaldun: Ini Sudah Politik Bumi Hangus

Namun DEET aman digunakan, asalkan konsentrasinya tidak lebih dari 50 persen dan tidak digunakan pada kulit yang terluka.

Halaman:

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah