Keutamaan Tidur Siang, Salah Satu Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW

28 Februari 2021, 11:15 WIB
Keutamaan Tidur Siang, Salah Satu Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW.*/ /pexels.com/Andrea Piacquadio

MANTRA SUKABUMI - Ada waktu-waktu tertentu yang dilarang untuk tidur. Tetapi ada juga tidur yang dianjurkan Rasulullah dengan niat untuk melaksanakan ibadah di malam hari.

Sebagian masyarakat saat ini memahami rebahan itu sebagai waktu luang untuk istirahat, atau hanya sekadar bersantai dan tidak ingin beranjak dari tempat tidur.

Tidur siang atau Qailullah adalah tidur sekejap di siang hari disertai dengan niat untuk beribadah serta baik bagi kesehatan.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Vicky Prasetyo, Luna Maya dan Raffi Ahmad: Turut Berduka Cita

Dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut tidur disiang hari yang dianjurkan Rasulullah SAW beserta keutamaannya.

Sebagaimana sabda Nabi:

قِيلوا فإن الشياطين لا تَقيل

"Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang." (HR Abu Nu’aim)

Selain mendapat manfaat tubuh yang segar, tidur siang bisa jauhkan kita dari setan dengan sebab ketaatan kepada Allah SWT dan membiasakan diri meneladani sunnah Rasullulah SAW.

Hukum tidur siang menurut pendapat para ulama adalah sunnah atau tidak wajib. Jika ditinggalkan pun tidak berdosa.

Baca Juga: Guncang Para Kader Demokrat untuk Lakukan KLB, Refly Harun: Memang Ada Endorsmen dari Moeldoko

Namun, tidur siang dapat mendatangkan keberkahan serta manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk tidur siang walaupun hanya sebentar.

Selain itu, anjuran melakukan tidur siang ini Rasullulah SAW lakukan mengikuti firman Allah SWT di dalam Al-quran mengenai keberkahan melakukan tidur di tengah hari.

Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
(QS. Ar-Ruum : 23)

Terkait dengan waktunya, para ulama berbeda pendapat mengenai waktu qailullah, sebagian ulama seperti imam Asy Syarbini al Hanbali berpendapat bahwa waktunya beberapa saat sebelum masuk dzuhur (zawal).

Baca Juga: Uang Asing Senilai Rp2,8 Triliun Siap Diedarkan, Beruntung Polresta Banyuwangi Berhasil Bekuk Pelaku

 Baca Juga: Dahsyatnya Doa Nabi Yunus bagi Siapapun yang Membacanya, Salah Satunya Bisa Kabulkan Hajat

Sedangkan umumnya ulama menguatkan Qailulah setelah waktu dzuhur.

Diriwayat dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu ia berkata yang artinya: “Mereka (para sahabat) dahulu biasa melaksanakan shalat Jum’at, kemudian tidur Siang.” (HR. Bukhari).

Porsi tidur siang pun tidak sembarangan, antara 10-30 menit saja, agar tidak berlebihan karena tidak baik juga bagi kesehatan.***

Editor: Encep Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler