Kisah Ramadan: Kisah Singkat Hidup Sahabat Nabi ﷺ, Said bin Zaid RA

28 April 2020, 12:30 WIB
ILUSTRASI Penunggang Kuda.*/Kisah Said bin Zaid RA /Pixabay/.*/PIXABAY

MANTRA SUKABUMI – Pada zaman Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat banyak sahabat yang selalu mengikuti Beliau. Sahabat Nabi ﷺ adalah orang-orang mulia. Jumlah para sahabat Nabi ﷺ mencapai ratusan ribu lebih.

Akan tapi, ada yang paling dimuliakan di antara sekian ratus ribu sahabat Rasullah ﷺ tersebut. Siapakah mereka?

Ada sepuluh sahabat Rasulallah ﷺ yang paling mulia di antara sahabat yang lain, yakni yang dikenal dengan sebutan al-mubasyiruna bil jannah (orang-orang yang diberitakan masuk surga).

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Sukabumi : 5 Ramadan 1441 H / 28 April 2020

Rasulullah ﷺ menyebutkan ada sepuluh orang sahabatnya yang paling utama. Mereka semua dijamin masuk surga sejak mereka masih hidup di dunia. Beliau Rasulallah ﷺ bersabda,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: “أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ، وَطَلْحَةُ فِي الْجَنَّةِ، وَالزُّبَيْرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِي الْجَنَّةِ، وَسَعْدٌ فِي الْجَنَّةِ، وَسَعِيدٌ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فِي الْجَنَّةِ”.

Dari Abdurrahman bin Auf, ﷺ bersabda, “Abu Bakar di surga. Umar di surga. Utsman di surga. Ali di surga. Thalhah (bin Ubaidillah) di surga. Az-Zubair (bin al-Awwam) di surga. Abdurrahman bin Auf di surga. Saad (bin Abil Waqqash) di surga. Said (bin Zaid) di surga. Dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga.” (HR. Ahmad dan at-Turmudzi).

Baca Juga: Kebutuhan Ekonomi, Nelayan Palabuhanratu Tetap Melaut Meski Gelombang Tinggi

Di antara ke sepuluh sahabat Rasulallah ﷺ tersebut, ada yang disebut juga amirul mukminin, yakni Saidina Abu Bakar ash-Shiddiq, Saidina Umar bin Khatab, Saidina ‘Ali bi Abi Thalib, dan Saidina Ustman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu, ke empat sahabat Rasulallah ﷺ ini yang paling terkenal diantara sahabat-sahabat yang lain.

Namun yang akan diceritakan dalam artikel kali ini bukan ke empat sahabat Rasulallah tadi di atas, melainkan sahabat Rasulallah ﷺ dari al-mubasyiruna bil Jannah yang lain, yakni Said bin Zaid radhiallahu ‘anhu.

Said bin Zaid radhiallahu ‘anhu tak seterkenal al-mubasyiruna bil Jannah yang lain, apalagi dari sahabat amirul mukminin yang empat. Meskipun begitu, tidak mengurangi kemuliaannya.

Said bin Zaid radhiallahu ‘anhu merupakan salah satu orang yang pertama memeluk Islam dengan perantara dakwah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Ia memeluk Islam sebelum Nabi  ﷺ berdakwah di rumah al-Arqam bin Abi al-Aqram.

Baca Juga: 5 Menu Sahur Agar Terhindar dari Dehidrasi Selama Menjalani Puasa

Semasa hidupnya, Ia turut serta dalam semua peperangan bersama Rasulullah  ﷺ. Bahkan ketika pengepungan Damaskus juga perang Yarmuk bergejolak, ia ikut ambil bagian di dalamnya.

Nama dan nasabnya beliau adalah Said bin Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza al-Adawi. Ia masih satu kabilah dengan Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Ia dilahirkan di Mekah 22 tahun sebelum hijrah.

Said bin Zaid kemudian menikah dengan adik saidina Umar bin Khatab, yaitu Fatimah binti al-Khattab radhiallahu ‘anha. Sementara itu, saidina Umar bin Khatab sendiri menikahi saudari dari Said bin Zaid, yaitu Atikah binti Zaid.

Baca Juga: Ingin tetap Diet, Berikut Menu Sehat untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Ayahnya bernama Zaid bin Amr bin Nufail, merupakan seorang yang hanif dan taat beribadah. Selama hidupnya di masa jahiliyah ia tak pernah sujud kepada selain Allah SWT.

Ketika menjelang ayah Said bin Zaid meninggal di tengah masa jahiliyah, ia pernah berkata, “Ya Allah, jika Engkau memang tidak menghendaki kebaikan ini (agama Islam) untukku, maka janganlah Engkau halangi anakku (Sa’id) darinya.”

Ketika itu ia merasa bimbang karena pada zaman itu belum ada Rasul yang diutus Allah di kota Makkah, dan tidak tahu siapa yang harus ia ikuti.

Semua sahabat Rasulallah ﷺ mempunyai kelebihan dan keutamaannya masing-masing. Di antara keutamaan Said bin Zaid adalah ia memiliki doa yang mustajab. Hal tersebut karena Said bin Zaid menunjukkan kedekatan dan ketaatannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca Juga: Jamaah Harus Bersabar, Kepastian Haji Akan Diumumkan Arab Saudi 19 Ramadhan 1441 H

Ada sebuah kisah, pada suatu hari Said bin Zaid difitnah oleh seorang wanita. Wanita tersebut mengatakan bahwa Said telah mencuri tanahnya menjadi bagian dari tanah miliknya.

Fitnah yang ditudingkan pada Said bin Zaid benar-benar menyakitkan hatinya. Hingga ia berdoa memohon pada Allah untuk orang tersebut,

اللَّهُم إِنْ كَانَتْ كَاذِبَةً فَأَعْمِ بَصَرَهَا، وَاجْعَلْ قَبْرَهَا فِي دَارِهَا

“Ya Allah, kalau dia dusta, buatlah matanya buta. Dan jadikanlah tempat wafatnya, tanahnya sendiri.”

Tidak lama setelah itu, beberapa hari kemudian wanita yang memfitnah Said mengalami kebutaan. Kemudian ia berkata sambil berjalan meraba dinding rumahnya, “Aku telah tertimpa musibah atas sebab doanya Said bin Zaid.”

Baca Juga: Wapres: Angka Kemiskinan di Indonesia Bertambah Karena Pandemi Virus Corona

Lalu wanita tersebut berjalan hingga sampai di pelataran tanah miliknya, sampai melewati sebuah sumur kemudian wanita tersebut terjatuh, dan di situlah kuburan wanita itu.

Selain doanya yang mustajab, Said juga memiliki keutamaan lain yakni sebagai periwayat hadits. Sebanyak 48 hadits Rasulallah yang ia riwayatkan semasa hidupnya.

Pada  tahun ke 50 Hijriah, Said bin Zaid tutup usia. Ia wafat di usianya yang ke 70 tahun. Wafat di daerah Aqiq yang kemudian jenazahnya dibawa ke Madinah untuk dikebumikan.

Wallahu ‘alam.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Kisah Muslim

Tags

Terkini

Terpopuler