Ternyata Terdapat 3 Teori yang Jelaskan Tentang Nuzulul Quran

- 28 April 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi jadwal malam Nuzulul Quran di bulan Ramadhan tahun ini.
Ilustrasi jadwal malam Nuzulul Quran di bulan Ramadhan tahun ini. /hmzasefaa/Pixabay/hmzasefaa



MANTRA SUKABUMI - Nuzulul Quran adalah turunnya Al Quran pertama kali, yaitu pada tanggal 17 Ramadhan kepada Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa Nuzulul Quran menjadi titik penting bagi kehidupan Nabi Muhammad SAW dan Al Qur'an itu sendiri menjadi mukjizat terbesar beliau.

Pada malam Nuzulul Quran, seluruh umat muslim berlomba-lomba untuk memperbanyak amalan dengan membaca Alquran, agar mendapatkan pahala dan kemuliaan yang berlimpah.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Tanggapi Munarman Ditangkap Densus 88, Fahri Hamzah: Jangan Anggap Semua Musuh Negara

Terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang Nuzulul Qur'an.

Teori pertama, pada malam lailatul qadar, Al-Qur’an -dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit- diturunkan ke langit dunia sama' al-dunnya.

Setelah itu, dari langit dunia, Al-Qur’an diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20/23/25 tahun.

Teori kedua, Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun dan lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun.

Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.

Teori ketiga, Al-Qur’an turun pertama kali pada malam lailatul qadar. Selanjutnya, al-Quran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda.

Baca Juga: Netizen Marahi Ustadz Yusuf Mansur Soal Duit

Sementara teori pertama paling masyhur  dan didukung banyak ulama, karena Teori tersebut diperkuat banyak hadist sahih.

Teori kedua dipelopori oleh al-Muqatil dan Abu Abdillah al-Halimi dalam kitab Minhaj. Juga al-Mawardi dalam tafsirnya.
Kemudian Teori ketiga dikemukakan oleh al-Sya’bi, dkk.

Semua teori sepakat Al-Qur’an “diturunkan” (munazzal) pada malam lailatul qadar.

Hanya saja, para ulama berbeda pendapat, apakah ia diturunkan sekali dalam lailatul qadar atau lebih.

Masing-masing ulama juga berbeda pendapat soal apa makna “al-inzal” dan bagaimana proses “al-inzal” berlangsung.

 Yang bertama mengatakan, “al-inzal” adalah “al-idzhar”, yaitu ”melahirkan”, “menjelaskan”, menghadirkan” atau “memperlihatkan”.
 
posisinya tidak harus dari ketinggian (langit) menuju tempat rendah (bumi) seperti terkandung pada kata “nazala”.

Baca Juga: Politisi Demokrat, Rachland Nashidik Menilai Penangkapan Munarman Tak Menunjukan Keadilan

Pendapat kedua, Allah SWT memberikan pemahaman kepada Malaikat Jibril yang ketika itu berada di langit.

Kemudian Jibril turun ke bumi menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Karena itu, pilihan katanya adalah “nazala”.

Lalu yang menjadi pertanyaan bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Nabi Muhammad SAW berlangsung?
Karena keduanya bukan dari jenis makhluk yang sama.

Kemudian Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya.

Pertanyaan selanjutnya, “Al-Qur’an” seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW?

Ada tiga teori. Pertama, Al-Qur’an diturunkan kepada Jibril lafdzan wa ma’nan (kata dan maknanya secara sekaligus).

Penjelasannya Jibril menghapal Al-Qur’an yang tertulis dalam lauhul mahfudz (tablet yang terjaga), kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.  

Baca Juga: Memes Prameswari Akui Billy Syahputra Bukan Tipe Cowok Idamannya

Menurut teori tersebut, ukuran setiap huruf di lauhul mahfudz sebesar Gunung Qaf. Di bawah huruf-huruf itu ada maknanya masing-masing yang hanya diketahui Allah SWT.

Kedua, Jibril membacakan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan makna khusus. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.

Ketiga, Jibril hanya menyampaikan “makna” Al-Qur’an. Selanjutnya, agar Al-Qur’an dipahami audiensnya, Nabi Muhammad SAW “membungkusnya” dengan bahasa Arab.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah