“Saya melihat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghitung dzikir beliau dengan tangannya.”(HR. Ahmad, hasan oleh Syuaib Al-Arnauth)
Baca Juga: Luar Biasa, Warga Kibarkan Bendera Indonesia dan Malaysia Di Atas Reruntuhan Bumi Palestina
Kemudian, dari Yusairah seorang wanita Muhajirah, dia berkata
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada kami : “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilala illallah), dan bertaqdis (mensucikan Allah), dan himpunkanlah (hitunglah) dengan ujung jari jemari kalian karena itu semua akan ditanya dan diajak bicara, janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Dari hadits tersebut dikatakan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan untuk berdzikir membaca tasbih, tahlil, taqdis dl lain sebagainya menggunakan jari dan hal ini akan menjadi pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Selanjutnya dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar, beliau mengatakan:
“Makna kata ‘al-aqd (menghitung) yang disebutkan pada hadits di atas adalah menghitung jumlah dzikir. Ini merupakan istilah orang Arab, yang bentuknya dengan meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri. Wallahu a'lam.” (Nataij Al Afkar fi Takhrij Ahadits Al Adzkar).
Maksudnya cara yang digunakan untuk berdzikir menggunakan tasbih yaitu dengan menghitung jumlah dzikir yang dibaca.
Jari kanan digunakan untuk hitungan satuan sedangkan jari tangan kiri untuk menghitung ribuan.