Jika waktu ini sudah berlalu, maka pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sudah dimulai, baik shalat Idul Adha dilaksanakan di masjid atau tidak.
Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Busyral Karim berikut;
ووقت التضحية يدخل بعد طلوع الشمس يوم النحر و بعد مضي قدر ركعتين وخطبتين خفيفات بأن يمضي من الطلوع أقل ما يجزىء من ذلك وإن لم يخرج وقت الكراهة ولم يذبح الإمام. فلو ذبح قبل ذلك لم يجز وكان شاة لحم
Waktu penyembelihan kurban masuk setelah matahari terbit pada hari Idhul Adha dan setelah berlalunya seukuran pelaksanaan shalat dua rakaat dan dua khutbah ringan, yaitu sekadar durasi minimal pelaksanaan itu, sekalipun tidak keluar waktu makruh dan sekalipun imam (kepala negara) tidak menyembelih kurban.
Kalau seseorang menyembelih kurban sebelum itu (waktunya), maka tidak boleh dan ia menjadi sembelihan biasa.
Oleh karena itu, ketika pelaksanaan shalat Idul Adha secara berjemaah di masjid dan di lapangan ditiadakan, maka cara menentukan waktu penyembelihan hewan kurban cukup dengan mengira-ngira saja.
Jika matahari sudah terbit dan waktu seukuran pelaksanaan shalat dua rakaat dan dua khutbah singkat sudah berlalu, maka pada saat itu waktu penyembelihan hewan kurban sudah masuk dan sudah boleh dan sah menyembelih hewan kurban.***