Kata Gus Baha Pemabuk ini Disukai Nabi Muhammad SAW karena Rasa Cintanya: Ahlussunnah Sepakat

- 27 Desember 2021, 14:45 WIB
Kata Gus Baha Pemabuk ini Disukai Nabi Muhammad SAW karena Rasa Cintanya: Ahlussunnah Sepakat./*
Kata Gus Baha Pemabuk ini Disukai Nabi Muhammad SAW karena Rasa Cintanya: Ahlussunnah Sepakat./* /Facebook.com/Ngaji Bareng Gus Baha

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan kisah seorang pemabuk yang disukai oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari kisah tersebut, sang pemabuk tidak dikeluarkan status keislamannya karena rasa cinta dan suka pada Allah SWT beserta Rasul-Nya.

Hal ini juga, katanya, berdasarkan ahlussunnah yang disepakati.

Baca Juga: Shopee Rayakan 12.12 Birthday Sale bersama Seluruh Ekosistem dengan Peningkatan Kunjungan 6 Kali Lipat

Gus Baha kemudian mengatakan bahwa hal tersebut lumrah terjadi pada diri manusia, mengingat manusia bukanlah wali Allah SWT.

Alkisah, ada seorang pemuda bernama Abdullah yang kerap dijuluki 'Khimar' di zaman Nabi Muhammad SAW.

Dikutip Mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Santri Gayeng pada Senin, 27 Desember 2021, suatu hari, kata Gus Baha, Khimar dilaknat oleh seseorang karena mabuk.

Mendengar kata laknat itu, Nabi Muhammad SAW lantas geram pada orang itu.

"'Kamu jangan melaknat dia, karena dia suka dengan Allah dan Rasul-Nya'."kata Nabi Muhammad SAW, ditirukan oleh Gus Baha.

Baca Juga: Perbuatan Baik itu Tidak Ada Batasnya, Gus Baha: Kita Longgar dalam Melakukan Kebaikan itu Ajaran Nabi

Meski Khimar gemar meminum arak, dia tetap mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya.

Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW tidak mengeluarkan status keislaman Abdullah alias Khimar.

"Nabi tidak mengeluarkan dia sebab maksiat dari status mencintai Allah dan Rasul-Nya," kata Gus Baha.

Bahkan, dalam ahlussunnah pun sepakat bahwa terlibat maksiat bukan berarti statusnya memusuhi Allah SWT dan Rasul.

Sang kiai asal Rembang itu mengatakan bahwa perkara maksiat itu ranahnya dhaif.

Pasalnya, tak bisa melabeli seseorang yang berbuat maksiat itu tak mencintai Allah SWT.

Karena nyatanya, orang tersebut masih memiliki rasa cinta kepada Allah SWT dan Rasul.***

Editor: Indira Murti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah