Network
MANTRA SUKABUMI - Bagaimana hukum adzan untuk sholat qodho? Gus Baha menjawab hal ini dengan mengisahkan cerita Rasulullah SAW dan Sayyidina Bilal.
Umat Islam tentu sudah tahu bahwa adzan termasuk salah satu syiar islam yang biasa dikumandangkan ketika waktu sholat telah tiba.
Ada yang menyatakan bahwa hukum adzan untuk sholat wajib pada khususnya merupakan fardhu kifayah. Lalu bagaimana untuk sholat qodho.
Dalam hal ini, salah satu ulama kharismatik sekaligus Rois Syuriah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha pernah membahas persoalan ini.
Dalam sesi kajian kitabnya Gus Baha menjelaskan tentang hukum adzan untuk shalat qadha. Beliau katakan ini termasuk sunnah Nabi.
"Apakah disunnahkan adzan untuk shalat qadha? Semua ulama Syafiiah sepakat sunnah". Ujar Gus Baha sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dari unggahan video di kanal YouTube Santri Muda Gus Baha, 27 Februari 2022.
"Dalilnya pas Nabi sholat qadha memerintahkan Bilal untuk adzan," tambahnya.
Hal ini dikisahkan ketika pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang berada di dalam goa bersama Bilal.
Saat itu Rasulullah sedang berpergian dan beristirahat di dalam goa bersama sahabatnya Sayyidina Bilal.
Kemudian Nabi Muhammad SAW merasakan kantuk lalu berkata kepada Bilal, "Aku ngantuk Bilal".
Bilal pun menjawab kepada Nabi "Jika Anda mengantuk silahkan tidur". Nabi pun menimpali "Tapi aku khawatir tidak sholat subuh".
Karena Bilal mengerti keadaan Nabi yang sedang mengantuk berat, ia pun berkata lagi "Ya Rasulallah, saya menjamin nanti saya bangunkan".
Namun karena sama-sama sedang dalam keadaan lelah setelah bepergian, akhirnya Bilal pun juga sama ketiduran.
Akhirnya sampai matahari terbit sekitar jam 8, Nabi baru kemudian bangun dan berkata kepada Bilal " Ya Bilal, mana janjimu?".
Bilal pun spontan menjawab dengan lucu "Saya mengalami apa yang engkau alami. Sama-sama ketiduran".
Gus Baha menyampaikan bahwa referensi hadits yang menjelaskan kisah Rasulullah SAW tersebut terdapat dalam kitab Mahali atau Fathul Wahab.
"Anda kalau gak percaya, lihat di kitab Mahali, kitab Fathul Wahab". Ujarnya.***
