Ternyata Begini 4 Posisi Anak dalam Al Quran, Salah Satunya Anak Sebagai Fitnah

- 19 Oktober 2020, 17:16 WIB
Ilustrasi bayi minum susu.
Ilustrasi bayi minum susu. /Pixabay/tung256

MANTRA SUKABUMI - Kitab suci Al Quran merupakan kitab terkahir Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam Alquran terdapat banyak permasalahan hidup yang dituliskan didalamnya. Salah satunya ialah 4 posisi anak dalam Al Quran.

Seperti yang kita tahu, anak merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa yang diberikan kepada para orang tua yang dipercayakan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Untuk Referensi Makanan Hingga Kecantikan

Baca Juga: Kemnaker Sebut Pemilik 5 Rekening Bank Ini Dipastikan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tak Akan Ditransfer

Anak juga merupakan amanah dan perhiasan bagi mereka, sekaligus kebanggaan di kemudian hari.

Namun di samping itu, anak juga bisa menjadi fitnah atau ujian, bahkan menjadi musuh bagi para orang tuanya.

Kapankah seorang anak bisa menjadi musuh, ujian, perhiasan, dan menjadi penyejuk hati? Al Quran telah mejelaskan keempat tipikal anak kepada kita semua.

Dilansir mantrasukabumi.com dari NUOnline, berikut 4 posisi anak dalam Kitab suci Alquran.

1. Anak Sebagai Penenang Hati, Penyejuk Hati, dan Pemimpin Orang-orang yang Bertaqwa
Tipikal ini menjadi posisi yang terbaik dan tertinggi dari seorang anak.

Hal itu sebagaimana terungkap dalam doa Al-Qur’an berikut ini.  

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Angkat Bicara Terkait Pelengseran Jokowi: Saya Sudah Rakyat Biasa, Pensiunan Tentara


رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً

Artinya:
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan [25]: 74).  

Para ulama tafsir menyebutkan, maksud qurrata a’yun dalam ayat di atas adalah anak-anak yang saleh, taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, bermanfaat bagi sesama.

Maka, tidak heran jika anak yang memiliki perangai ini menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa, menjadi kebanggaan dan pembela bagi para orang tua di dunia dan akhirat.

Namun, tipikal anak ini tidak lahir begitu saja. Dibutuhkan perjuangan keras dari orang tua untuk mengasuh, membina, dan mendidiknya, bahkan sudah pasti membiayainya.

Dan yang tak kalah penting adalah doa, baik dari orang tua maupun dari orang-orang yang saleh.

2. Anak Sebagai Perhiasan Dunia

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Menteri Rahasiakan Harga Vaksin Covid-19
Hal ini sebagaimana yang diungkap ayat berikut:

  الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,” (QS. Al-Kahfi [18]: 46).

Dalam ayat ini, anak diposisikan sebagai perhiasan dan kekayaan dunia bagi orang tuanya.

Layaknya perhiasan dan kekayaan, anak diperlakukan, dijaga, bahkan disayang sebaik-baiknya oleh para orang tua.

Namun, kecintaan yang berlebihan membuat para orang tua terlena dan seringkali mengabaikan hal-hal yang membahayakan sang anak itu sendiri.

Mereka menjadi lupa, jika perlakuan yang diberikannya justru akan merusak masa depan anak kesayangannya.

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Cai Changpan Bunuh Diri Setelah 34 Hari Pelariannya

Karena itu, dalam ayat lain, Allah mengingatkan agar kekayaan dan keturunan tidak sampai melalaikan para hamba-Nya.

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi," (QS. Al-Munafiqun [63]: 9).

3. Anak Sebagai Fitnah atau Ujian
Anak sebagai fitnah atau ujian, dijelaskan sebagaimana dalam ayat berikut:  


إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ  

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).  

Mungkin ini pula yang dimaksud anak sebagai amanah atau titipan yang diharus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga: Klaim Terhadap Rouhani atas Tanggung Jawab Masalah di Iran, Parlemen Diminta Pecat Presiden

Dipenuhi hak-haknya, disayang, dirawat, dididik agar memiliki masa depan yang cerah dan membahagiakan orang tuanya.

Ingatlah Allah memiliki balasan yang besar bagi mereka yang menjaga amanat ini. Maka janganlah sia-siakan jiwa dan raga anak, jangan bunuh mereka karena takut miskin.

4. Anak Sebagai Musuh
Hal ini diungkap dalam ayat berikut.

 
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ  

"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]: 14).

Sebagian mufasir menjelaskan, maksud sebagai musuh di sini adalah menjadi pihak yang menghalang-halangi jalan Allah, merintangi jalan ketaatan kepada-Nya.

Baca Juga: Tata Cara Laksanakan Shalat Jenazah yang Benar Sesuai Syariat Islam

Maka hati-hatilah agar tidak dijerumuskan oleh mereka. Ini pula yang terjadi pada sejumlah sahabat yang ingin berhijrah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun dihalang-halangi oleh anak-istri mereka.

Namun, mufasir lain mengemukakan, maksud sebagai musuh di sini adalah musuh seperti yang terjadi pada hari Kiamat, dimana antara orang tua dan anak, antara seseorang dengan kerabatnya tidak hanya dipisahkan, tetapi juga bermusuhan, bahkan saling gugat dan menyudutkan, akibat hak masing-masing tidak dipenuhi, kezaliman di antara mereka sewaktu di dunia, dan seterusnya.

Hal itu berdasarkan ayat lain yang menyatakan.

"Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-sekali tidak bermanfaat bagimu pada hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Mumtahanah [60]: 3).

Demikian 4 posisi anak dalam Alquran. Semoga kita termasuk pada posisi anak yang terbaik, dan selalu dianugerahi keberkahan oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah