Segeralah Menikah, Nikahi Wanita yang Miliki 10 Kriteria Sifat Berikut ini

- 10 November 2020, 06:35 WIB
Ilustrasi menikah.
Ilustrasi menikah. /Pixabay/StockSnap/

MANTRA SUKABUMI - Setiap pria pasti memiliki impian untuk mempunyai istri yang baik untuk menemani sisa hidupnya. Untuk nikahi seorang wanita, seorang pria harus jeli memilih kriteria sifat yang baik dari setiap wanita pilihannya. 

Untuk dijadikan istri, pria akan berlomba-lomba mendapatkan wanita yang terbaik. Namun banyak pria tidak mengetahui kriteria yang harusnya dimiliki oleh calon pasangan kita dan cocok diajak melanjutkan hidup ke jenjang pernikahan.

Para ulama menulis beberapa anjuran yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan pria dalam memilih pasangan atau nikahi wanita sebagai istrinya.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Wajib Tahu Malaikat Rahmat Tidak Akan Masuk jika di Dalam Rumah ada 20 Hal Berikut Ini

Sebagaimana dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Selasa, 10 November 2020, berikut kriteria wanita baik yang layak untuk dijadikan seorang istri.

1. Taat Beragama

Rasulullah SAW bersabda :

" Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat."  (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut memberikan gambaran jelas mengenai kriteria yang harus menjadi bahan pertimbangan seorang pria saat memilih calon istri.

Seseorang dikatakan taat beragama apabila dapat menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar.

2. Berasal Dari Keluarga yang Baik

Yang dimaksud di sini adalah bagaimana keadaan silsilah keturunannya.

Seorang wanita yang berasal dari keturunan atau keluarga yang baik biasanya berasal dari lingkungan yang baik. wanita juga lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik.

Lingkungan yang tidak baik ialah kebiasaan, tradisi, dan perilaku yang bertentangan dengan syari'at Islam.

Baca Juga: Begini Cara Hafal Al-Quran, Bisa Hafal 1 Halaman hanya Butuh Waktu 30 Menit

Baca Juga: Presiden Jokowi Akan Berikan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh Ini pada Perayaan Hari Pahlawan

3. Perawan

Dalam Hadits disebutkan bahwa: Rasulullah SAW bersabda kepada Jabir ketika beliau kembali dari perang Dzatur Riqa'.

" Wahai Jabir, apakah nanti kamu akan kawin?" Saya menjawab: " Ya, wahai Rasulullah." Sabdanya: " Dengan janda atau perawan?" Saya menjawab: " Janda." Sabdanya: " Mengapa bukan perawan, supaya kamu dapat bergurau dengannya dan ia pun dapat bergurau denganmu?" Saya menjawab: " Sesungguhnya bapakku telah wafat saat perang Uhud, sedangkan beliau meninggalkan tujuh anak perempuan kepada kami. Oleh karena itu, aku menikah dengan seorang janda perempuan yang 'mumpuni', ia dapat mengasuh mereka dan melakukan kewajiban terhadap mereka." Sabdanya: " Engkau benar, insya Allah." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut memberikan dorongan kepada kaum pria untuk memilih calon istri yang perawan, yaitu perempuan yang belum pernah bersetubuh atau belum pernah menikah. Perempuan-perempuan yang masih perawan belum pernah mengenal kemesraan dengan pria, sehingga hatinya masih polos dan bersih.

Keadaan semacam inilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits tersebut dengan sabdanya : " Engkau bisa bergurau dengannya dan dia pun bisa bergurau mesra denganmu." Suasana semacam inilah yang dinyatakan Rasulullah kemungkinan besar hanya bisa tercipta dengan istri yang masih perawan.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Cair Hari ini Rp1,2 Juta ke Bank Himbara dan Swasta

Baca Juga: 10 Ucapan Hari Pahlawan Super Simpel untuk Tahun 2020

4. Penyabar

Allah berfirman dalam Q.S. At-Tahriim ayat 11:

" Allah menjadikan istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata: 'Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syura; dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya; dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim'" .

Sabar dalam bahasa Arab artinya lapang dada menerima kepahitan, kesulitan dan rintangan tanpa keluh kesah dan jengkel.

Istri yang sabar tidak hanya memberikan semangat dan dorongan hidup kepada suaminya dalam menghadapi segala macam tantangan dan rintangan, Dia juga dapat menjaga kehormatan suami di hadapan anak-anak dan orang lain.

5. Memikat Hati

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 3 :

" Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, ..." Ayat tersebut menyebutkan agar laki-laki memilih perempuan yang memikat atau menyenangkan hatinya sebagai istri. Kata-kata yang dipergunakan pada ayat di atas yaitu " thaaba" . Kata ini berarti sifat baik hati, akhlaq dan kepribadian perempuan yang membuat calon suaminya merasa tertarik dan senang.

Daya tarik yang utama dan bertahan lama, bahkan sampai akhir hayat, adalah akhlaq dan ketaatan perempuan yang bersangkutan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Istri yang bisa membuat suaminya merasa senang dan tertarik akan semangat untuk bersama-sama membangun rumah tangga yang sakinah dan damai.

Baca Juga: 25 Kata Bijak Terhits dan Ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2020

Baca Juga: Joe Biden Akan Rangkul Islam Amerika Serikat, Pangeran Arab Tak Percaya: Palestina Akan Kecewa

6. Amanah

Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 34:

" ...Oleh sebab itu, wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara (dirinya dan harta suami) ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah (menyuruh) memeliharanya..." Disebutkan dalam Hadits berikut: Rasulullah SAW bersabda:

" Sebaik-baik istri yaitu yang meyenangkanmu ketika kamu lihat; taat kepadamu ketika kamu suruh; menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi" . (H.R. Thabarani, dari 'Abdullah bin Salam)

Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang kepadanya. Apa saja yang dipercayakan orang kepadanya dijaga dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntutan pemberi kepercayaan.

Hadits di atas menjelaskan bahwa setiap istri dituntut untuk amanah terhadap suaminya dalam mengelola harta suami yang dipercayakan kepadanya.

7. Sepadan dalam Beragama

Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits-Hadits berikut:

" Wahai Bani Bayadhah, kawinkanlah (perempuan-perempuan kamu) dengan Abu Hind; dan kawinlah kamu dengan (perempuan-perempuan)nya." (H.R. Abu Dawud)

" Orang-orang Arab satu dengan lainnya adalah kufu'. Bekas budak satu dengan lainnya adalah kufu' pula."  (H.R. Bazar)

" Sesungguhnya Allah memuliakan Kinanah di atas Bani Isma'il dan memuliakan Quraisy di atas Kinanah dan memuliakan Bani Hasyim di atas Quraisy dan memuliakan aku di atas Bani Hasyim...Jadi, akulah yang terbaik di atas yang terbaik."  (H.R. Muslim)

Kata kufu' artinya sepadan atau setara. Dalam pengertian adat-istiadat, kufu' ialah kedudukan setara antara calon suami dengan calon istri, baik dalam urusan agama, keturunan, nasab, maupun kedudukan sosial dan ekonomi. Bila calon pasangan dalam hal-hal tersebut setara, maka mereka disebut kufu'.

Kufu' dalam beragama ini ialah kualitas akhlaq dan ketaatan beragama calon pasangan benar-benar setara. Apabila suami lebih baik, sedang istri kurang, keduanya dikatakan kurang kufu'. Sebaliknya, jika istri lebih baik, ia dikatakan tidak kufu' sebab suami dituntut memiliki kualitas lebih baik atau setidak-tidaknya setara.

Islam menganjurkan memilih istri yang kufu' dalam beragama agar kelak tercipta suasana sakinah dan mawaddah dalam hidup berumah tangga. Bila antara suami istri terdapat perbedaan-perbedaan mencolok dalam bidang akhlaq dan ibadah, apalagi istri jauh lebih rendah daripada suami, hal ini semacam ini akan menghambat upaya menciptakan rumah tangga yang dipenuhi kemesraan, kebahagiaan, dan penuh tanggung jawab kepada Allah.

8. Mampu Memberi Keturunan (subur)

Subur di sini tentunya ialah wanita yang mampu melahirkan keturunan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang artinya:

“ Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, senada dengan An Nasa’i dan Ahmad)

“ Nikahilah ibu-ibu dari anak-anak (yaitu wanita-wanita yang bisa melahirkan) karena sesungguhnya aku akan membanggakan mereka pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Dari kedua hadits tersebut sudah jelas bahwa wanita yang baik untuk dijadikan istri ialah wanita yang subur (mampu melahirkan keturunan).

Baca Juga: Jangan Kencing Sambil Berdiri, Jika Tak Ingin Terkena Beberapa Penyakit Ini

Baca Juga: Setelah Pemilu AS Kini Mata Dunia Tertuju pada Pemilu Israel, Palestina Hanya Menunggu

9. Cerdas dan Berperangai Baik

Kecerdasan akal merupakan tuntutan dalam kehidupan rumah tangga, karena rumah tangga yang baik tidak dihasilkan dari orang yang bodoh, dalam artian tidak dapat mengatur rumah tangganya sendiri. Begitupun dengan kebaikan akhlak dan perangainya, supaya anak-anaknya dapat meneladani orangtuanya.

Hal ini karena istri yang cerdas juga akan berpengaruh pada kecerdasan anak yang nantinya lahir. Sebagaimana yang kita tahu bahwa anak-anak nantinya sebagian besar waktunya akan dididik oleh istri, apalagi ketika belum waktunya mengenyam pendidikan. Sesuai dengan pepatah yang menyebutkan bahwa istri (Ibu) adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.

10. Pandai Menjaga Silaturahmi

Perempuan yang baik untuk dijadikan istri adalah perempuan yang suka menjalin ikatan silahturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Peranan seorang istri sangat besar dalam mempererat hubungan suaminya dengan keluarga dan kerabatnya. Bila seorang istri suka menjaga dan memelihara hubungan dengan kerabat-kerabatnya, baik dari pihaknya sendiri maupun dari puhak suaminya, jaringan hubungan kekeluargaan akan menjadi luas, sehingga memudahkan mereka untuk saling menerima dan memberi bantuan.**

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah