Berikut 6 Cara Menghormati dan Menghargai Orang Lain

9 Oktober 2020, 19:40 WIB
Ilustrasi saling menghormati dengan sesama /Pexels/ Rebrand Cities/*/Pexels


MANTRA SUKABUMI – Manusia adalah makhluk sosial yang pasti membutuhka orang lain untuk saling beruhubungan.

Baik berhubungan secara kerjaan atau secara interaksi dalam keseharian, namun kita selalu diajarkan bagaimana cara berhubgungan yang baik dan benar itu.
Karena berhubungna yang baik dan benar diantaranya saling menghargai dan menghormati antara sesama manusia.

Allah SWT menciptakan manusia di dunia dengan berbagai macam suku, agama, budaya, dan golongan, yang tujuannya untuk beribadah, saling menghormati, dan menghargai.

Baca Juga: Hukum Memanggil Haji atau Hajah Padahal Belum Melaksanakan Ibadah Haji

Baca Juga: Memanas, Gatot Nurmantyo Sebut-sebut Presiden Jokowi dalam UU Cipta Kerja

Namun perbedaan tersebut hanya semata sebagai rahamta dari Allah karena pada dasarnya manusia itu untuk saling mencintai, menghormati, dan saling menghargai.

Dalam saling menghormati dan mengharagai Syekh Abdul Qadir Al-Jailanai memberikan tips bagaimana cara memandang orang lain dengan pandangan penghormatan dan penghargaan.
Tips yang diberikan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ini dikutip oleh Syekh Nawawi Al- Bantanin dalam kitab karangnya yaitu kitan Nashaihul Ibad halaman 12.

Sebagaimana Syekh Nawawi Al-Bantani mengutip dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, bagaimana cara menghormati dan menghargai orang yang mulia, anak kecil, orang dewasa, orang alim, orang awam, dan orang kafri, yaitu sebagain berikut:

Baca Juga: Tak Banyak Disadari, Ternyata Ini 9 Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan

1. Jika bertemu dengan orang mulia, maka kamu harus berperasangka terhadapnya, bisa jadi orang ini lebih baik dan lebih tinggi derajatnya di sisi Allah daripadaku.

2. Bila bertemu dengan anak kecil , kamu sebaiknya berpikir, bahwa anak ini belum bermaksiat kepada Allah SWT, sedangkan aku telah bermaksiat kepada Allah SWT, tentu saja anak kecil tersebut lebih baik dari kamu.

3. Jika bertemu dengan orang dewasa, kamu sepatutnya berperasangka, orang dewasa ini telah beribadah menyembah Allah SWT sebelumku.

4. Jika bersua dengan ulama atau orang alim, maka kamu semestinya berprasangka, orang ini dianugerahkan ilmu yang tidak dapat kugapai, meraih derajat tinggi yang tidak kuraih, mengetahui materi ilmu yang tidak kuketahui, dan mengamalkan ilmunya.

Baca Juga: Apakah Makan dan Minum Boleh Sambil Berdiri Bahkan Berjalan, Berikut Jawaban Para Ulama

5. Bila bertemu orang awam atau bodoh, kamu harus berpikiran, bahwa orang ini bermaksiat kepada Allah karena ketidaktahuannya, sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya secara sadar di tengah ilmuku, aku sendiri tidak pernah tahu bagaimana akhir hidupku dan akhir hidupnya, apakah husnul khatimah atau su’ul khatimah.

6. Bila berjumpa dengan orang kafir, kamu harus berprasangka, bisa jadi orang kafir ini suatu saat memeluk agama Islam dan mengakhiri hidupnya dengan amal yang baik atau husnul khatimah, sedangkan aku bisa jadi malah menjadi kafir suatu saat dan mengakhiri hidup dengan amal yang buruk atau su’ul khatimah.

Maka dari itu semua ini adalah cara yang baik dalam menghormati dan mengharagai orang menurut Syekh badul Qadir Al-Jailani yang dikutip oleh Syekh Nawai Al-Bantani dalam kitabnya Nashaihul Ibda.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler