Isu Pengganti Edhy Prabowo, Ekonom Senior Emil Salim: Laut Indonesia Luas, Tapi Nelayan Miskin

27 November 2020, 04:54 WIB
Pakar ekonomi senior Emil Salim. /Twitter/@emilsalim2010

MANTRA SUKABUMI - Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagetkan banyak pihak.

Edhy Prabowo ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus penetapan izin ekspor baby lobster.

Terkait hal itu, ekonom senior Emil Salim angkat bicara. Menurutnya laut Indonesia itu sangat luas, namun nelayannya banyak yang miskin.

Baca Juga: Fahri Hamzah Buat Pernyataan Mengejutkan Terkait Penangkapan Edhy Prabowo

Baca Juga: TNI dan FPI Akhirnya Berdamai Terkait Baliho Habib Rizieq, Mantan Ketua MPR: Beginilah Seharusnya

Karena itu ia meminta pemerintah untuk fokus mendidik nelayan mengembangkan benur di Indonesia daripada mengekspor ke negara lain.

Emil mengatakan, kebijakan ekspor hanya akan membuat makmur negara lain di atas penderitaan nelayan Indonesia.

"Laut RI luas & kaya tapi nelayannya banyak lagi miskin. Bisakah Pemerintah mendidik nelayan kita kembangkan benur jadi lobster yg tinggi harganya ketimbang ekspor benur ke Vietnam bikin makmur orang2 partai negeri di atas derita kemiskinan rakyat nelayan?," tulis Emil melalui akun Twitter miliknya dikutip mantrasukabumi.com pada Jumat, 27 November 2020.

Emil juga menyoroti pembahasan yang saat ini gencar di televisi tentang Menteri Kelautan dan Perikanan.

Baca Juga: Beredar Video Maruf Amin Sebut Ahok Sumber Konflik, Ferdinand: Sudah Jangan Diingat

Namun lanjut Emil, justru yang luput dari perhatian adalah sebab nelayan miskin akibat hasil tangkap serta teknologi yang digunakan.

"Banyak diskusi televisi malam ini ttg Menteri KP dari berbagai sudut. Yg luput perhatian: tanggapi sebab nelayan miskin akibat hasil tangkap bergantung pd cuaca dan perlu teknologi serta bimbingan Negara utk atasi ketertinggalan kita dgn nelayan Vietnam," lanjutnya.

Karena itulah Emil lantas menyarankan Presiden Jokowi untuk mengangkat Menteri Kelautan dan Perikanan baru bukan dari partai politik.

Baca Juga: Polda Jabar Sebut Habieb Rizieq Shihab Berpotensi Jadi Tersangka, Begini Pernyataanya

Namun tokoh yang paham terkait pengelolaan laut lestari yang menopang hasil kerja nelayan Indonesia.

"Jika isi laut tropis kepulauan kita terkaya di dunia tetapi nelayannya miskin, bisakah Bapak Presiden mengangkat tokoh yg faham kelola laut lestari ditopang hasil kerja nelayan kita yg trampil berkat dedikasi & pimpinan Menteri KP baru yg bukan dari Parpol?," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, KPK menangkap Edhy Prabowo dan beberapa orang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, pada Rabu, 25 November 2020 dini hari.

Baca Juga: Setelah Dapat Penghargaan, Anies Baswedan Juga Dapat Hadiah dari Tokoh Nasional Ini

Baca Juga: Keras, Ferdinand Serang Fadli Zon Soal Habib Rizieq: TNI Gak Butuh Persetujuan Anda, Ada Panglima

Dalam perkembangannya, KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka penerima suap dalam kasus perizinan tambak, usaha dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

KPK juga menetapkan tujuh orang sebagai tersangka. Sebagai penerima, yakni Edhy Prabowo (EP), Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Safri (SAF), Andreu Pribadi Misata (APM), pengurus PT ACK, Siswadi (SWD), staf Edhy Prabowo, Ainul Faqih (AF), dan Amiril Mukminin (AM).

Sedangkan sebagai pemberi, yaitu Direktur PT DPP, Suharjito (SJT).**

Editor: Andriana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler