MANTRA SUKABUMI – Penyidik senior KPK, Novel Baswedan mengaku bahwa cuitannya terkait Ustadz Maheer meninggal dunia merupakan bentuk rasa kemanusiaan.
Menanggapi pernyataan Novel Baswedan, Muannas Alaidid berpendapat jika cuitan Novel Baswedan tersebut merupakan berita bohong, dan bukan bentuk rasa kemanusiaan.
Seperti yang diketahui, Novel Baswedan sebelumnya memposting cuitan terkait wafatnya Ustadz Maheer At-Thuwailibi yang mengundang pro dan kontra di kalangan publik.
Baca Juga: Jajan di Kantin hingga Staycation di Hotel, ShopeePay Hadirkan Cashback 30%
Baca Juga: Din Syamsuddin Dilaporkan, Fadli Zon: Kasihan karena Terlalu Terbatas Pengetahuannya
Dirinya menyebut jika pihak kepolisian berlaku keterlaluan karena membiarkan Ustadz Maheer yang kala itu sakit tetap mendekam di penjara.
Muannas Alaidid menganggap bahwa cuitan Novel Baswedan tersebut merupakan berita bohong, dan terkesan memanas-manasi.
“Bukan kemanusiaan tapi berita bohong, manasin,” tulis Muannas Alaidid, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan di akun Twitter @muannas_alaidid pada Sabtu, 13 Februari 2021.
Dirinya juga menyampaikan jika keluarga Ustadz Maheer sudah menegaskan bahwa Polri telah berlaku baik saat Ustadz Maheer dirawat di RS Polri.
Baca Juga: Dunia Hiburan Kembali Berduka, Cak Lontong: Selamat Jalan
Baca Juga: Kabar Duka dari Komedian Indonesia Cak Lontong: Selamat Jalan Mas, Semoga Husnul Khotimah
Akan tetapi, Muannas Alaidid menilai bahwa cuitan Novel Baswedan tersebut merupakan tuduhan bahwa aparat bertindak keterlaluan terhadap Ustadz Maheer.
“Keluarga maheer sudah tegaskan Polri berlaku baik selama ini ia dirawat di RS Kramat Jati, tapi Anda tuduh aparat keterlaluan,” tegas Muannas.
Sebelumnya, dalam cuitan di akun Twitter @nazaqistsha miliknya yang diposting pada 9 Februari lalu, Novel Baswedan menyampaikan kabar duka terkait Ustadz Maheer yang meninggal dunia di rumah tahanan (rutan) Mabes Polri.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Ternyata 8 Cara Hemat Listrik ini Terbukti Bisa Kurangi Tagihan Listrik Bulanan
Dirinya menyayangkan keputusan Polri yang dinilai memaksakan penahanan Ustadz Maheer, yang jatuh sakit sebelum akhirnya wafat.
“Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri. Padahal kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Orang sakit, kenapa dipaksakan ditahan?,” tulis Novel Baswedan.
Dirinya juga meminta agar aparat kepolisian untuk tidak bertindak keterlaluan, terutama terhadap kalangan pemuka agama.
Menurutnya, kematian Ustadz Maheer At-Thuwailibi tersebut bukan perkara sepele.
“Aparat jangan keterlaluanlah. Apalagi dengan Ustadz. Ini bukan sepele lho,” tandasnya.* **