Soal KLB Partai Demokrat, Anissa Pohan: Keadilan Sudah Lama Pergi dan Tidak Pernah Kembali

6 Maret 2021, 11:00 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat AHY dan istri, Anissa Pohan. /demokrat.or.id

MANTRA SUKABUMI - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dilaksanakan pada Jumat, 5 Februari 2021 lalu menunjuk KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.

Kongres Luar Biasa (KLB) yang di inisiasi oleh para kader Partai Demokrat ini, dipimpin Jhoni Alen dan dihadiri beberapa tokoh besar Partai Demokrat.

Dalam KLB yang diselenggarakan pada Jumat kemarin menghasilkan beberapa keputusan.

Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu

Baca Juga: Moeldoko Jadi Ketum Partai Demokrat Geser AHY, Begini Media Asing Sorot KLB Sumut

Salah satu keputusannya adalah terpilihnya KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.

Mengenai KLB yang telah menghasilkan keputusan penunjukan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Anisa Pohan dalam cuitan akun twitternya bersuara mengenai gerakan pengambilalihan partai secara paksa serta bersuara tentang hak.

Baca Juga: KSP Moeldoko Terpilih Ketum, Ali Ngabalin: Demokrat Lebih Maju untuk Bangsa dan Negara, Selamat Jendral 

"Ketika sebuah Partai Politik diambil haknya secara paksa dengan melanggar konstitusi," tulis Anisa Pohan sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan akun twitter @AnnisaPohan pada Sabtu, 6 Februari 2021.

Selain itu, Anissa Pohan juga mengatakan bahwa gerakan pengambilalihan partai Demokrat ini terjadi karena adanya pembiaran dari penguasa.

"lebih lagi ada “pembiaran” dari yang punya kuasa. Apalagi dengan hak Rakyat kecil? Siapa yang akan lindungi? apakah kita akan terus diam?" tambahnya.

Baca Juga: Ini Profil Moeldoko yang Jarang Diketahui Publik, Sejak Muda hingga Jadi Ketum Demokrat Hasil KLB 

Lebih lanjut, Anissa Pohan mengatakan bahwa sudah lama keadilan pergi dan tidak pernah kembali.

"Saya sadar, sdh lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali," lanjutnya.

Hal itu terjadi, menurutnya adalah kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak berperan aktif membela keadilan.

"Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif “memulangkan” keadilan. Apakah kita akan terus diam?."tandasnya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler