Cikal Bakal Pendiri Demokrat dan Perjalanan AHY Jadi Ketum, Andi Arief: Tidak Ujug-ujug 

13 Maret 2021, 08:05 WIB
Andi Arief /Twitter.com/@andiarief_

MANTRA SUKABUMI - Ketua Bapilu Partai  Demokrat Andi Arief mengatakan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi Ketum beda dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

AHY masuk daftar ke Demokrat tahun 2016 saat Pilkada DKI. Karena Ibu Ani sakit dan AHY harus menjaganya.

Partai menugaskan padanya sekaligus menguji dalam tugas pemenangan Pilkada 2018 dan Kogasma saat Pileg 2019. 

 Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Dituding Ambil Alih Pemerintahan, Prabowo Subianto: Saya Bakar Ibukota, Saya Bersumpah Jaga Negeri Ini

"Diuji dulu sebagai kader, tidak ujug-ujug. Ini beda dengan Pak Moeldoko," kata Andi menyampaikan pesannya melalui Twitter milik pribadinya @Andiarief_ID pada Jumat. 

Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum Partai, Mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena mengundurkan diri.  

Susunan pengurus baru itu disetujui juga dengan SK menteri Kumham.  

"Jadi AHY beda lagi dengan Moeldoko yg tak berkeringat di Demokrat," sambung Andi, dikutip mantrasukabumi.com dari Twitter @Andiarief_ID pada Sabtu, 13 Maret 2021.

Sebelumnya, Marzuki Ali sudah amanatkan SBY Ketua Majelis Tinggi. Jadi bukan 2020, di situ Marzuki Ali dan Jhoni Allen berbohong. 

SBY Ketua majelis tinggi, bukan jabatan baru. Kongres 2010 di bandung hasilkan tiga kader bertarung, dapat persetujuan SBY karena posisinya ketua majelis tinggi. 

Baca Juga: Politikus PDIP Diduga Terlibat Korupsi Lahan Rumah DP 0 Rupiah, Ferdinand: Siapapun Harus Disikat, Pidanakan

Marzuki Ali yg saat ditunjuk menjadi ketua DPR berjanji tak akan calonkan ketum. 

"Ingkar janjinya sendiri. Tetap diizinkan maju karena ada surat dukungan pemilik suara," terang Andi.

Jelang kongres 2020, SBY ketua majelis tinggi dapat aspirasi tertulis dari semua ketua DPD/DPC. 

Ada 3 aspirasi, calonkan kembali SBY, ikut arahan SBY, mencalonkan AHY.  

Kongres Tidak didisain aklamasi, dibuka bagi kader ingin calonkan diri. Saat pendaftaran AHY didukung 95% DPD/DPC.

Karena hanya AHY yang mendaftar saat kongres dan angka dukungan menurut tatib aklamasi (dalam tatib bisa mencalonkan diri 25 %) , maka seluruh peserta kongres mendukung AHY secara aklamasi. 

Baca Juga: Jangan Anggap Enteng 5 Perilaku Anak Ini Salah Satunya Berbohong, Begini Cara Orang Tua Mengatasinya

Sedangkan jabatan ketua majelis tinggi tetap SBY karena amanat kongres 2015 Surabaya.

Bahkan untuk mencari ketum yang bisa mengangkat suara partai dihitung matang sebagai strategi.  

Sejak SBY tidak menjabat Presiden, Marzuki Ali, Darmijal dan kawan-kawan  menghilang.

Perubahan AD/ART setiap kongres disesuaikan dinamika organisasi, dinamika politik hasil diskusi yang panjang dan ilmiah.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler