Ngabalin dan Hehamahua Saling Serang di Medsos, Refly Harun: Hal yang Wajar, Cuman Jangan Cengeng

19 April 2021, 20:50 WIB
Refly harun angkat bicara terkait hilangnya akun medsos Ustaz Abdul Somad atau UAS secara misterius. /ANTARA//Indrianto Eko Suwarso/

MANTRA SUKABUMI - Ali Mochtar Ngabalin dan Abdullah Hehamahua saling serang terkait pernyataan Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) 6 laskar (FPI) Abdullah Hehamahua pertemuannya dengan Joko Widodo dianggapnya seperti pertemuan Musa dan Fir'aun.

Sontak hal ini membuat staf ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin meradang, yang akhirnya menyebut Hehamahua sebagai teroris.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Tak Disangka, Saat di Persidangan Habib Rizieq Shihab Kedatangan Sosok Waliyullah Guru Mulia

Pernyataan Ngabalin ini dibalas oleh Abdulah Hehamahua dengan menyebut Ngabalin lebih teroris.

Aksi saling serang antara Staf Ahli KSP dan Ketua TP3 terbunuhnya laskar FPI mendapat tanggapan dari pengamat politik dan pakar hukum tata negara Refly Harun.

Menurut Refly, saling melemparkan kritik merupakan salah satu cara untuk menjaga iklim demokratis.

“Mereka adalah tokoh publik dan saya kira adu kritik di antara mereka berdua adalah sesuatu yang harus kita terima sebagai sebuah kewajaran,” ujar Refly Harun, dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal Youtube, Senin, 19 April 2021.

Baca Juga: Sangat Ketakutan, Joseph Paul Zhang Catut Nama Kapolri dalam Kasusnya, dr Lisa: Apa Hubungannya?

Namun, Refly mengingatkan agar para pihak untuk tidak main lapor ke kepolisian saat mendapatkan kritik.

“Jangan cengeng. Jangan sedikit-sedikit mengadu ke polisi, karena merasa dihina dan dicemarkan nama baiknya,” ungkapnya.

Pengamat politik itu mengatakan bahwa konsekuensi menjadi publik figur adalah ketika dia melemparkan kritik, maka harus siap untuk menerima kritikan balik.

“Asal jangan memaki, ya. Banyak juga yang memaki saya, tapi banyak juga yang memuji dan mendoakan,” katanya.

Baca Juga: Atta Halilintar Berniat Menyudahi Hubungannya dengan Aurel Hermansyah Sebelum Mereka Menikah

Pakar hukum tata negara itu memaparkan bahwa jika seseorang dipuji dan didoakan, maka dia akan mendapat kebaikan.

“Namun, jika seseorang itu dimaki, maka dia juga akan mendapat kebaikan, karena dosanya berkurang dan kembali ke orang yang memaki tersebut,” paparnya.

Menurut Refly, dalam bermain di media sosial, tak perlu takut untuk memberi masukan dan kritik kepada pemerintah.

“Selama hal itu dilandasi oleh niat yang baik untuk masukan perbaikan bangsa dan negara agar lebih maju dan sejahtera, maka kita juga akan senantiasa mendapat kebaikan,” tuturnya.

Seperti diketahui, bahwa Antara Ngabalin dan Hehamahua saling serang di media sosial berawal dari pernyataan Ketua TP3 laskar FPI yang menyatakan pertemuan antara Jokowi dan TP3 layaknya Musa menghadap Fir'aun.

Sontak pernyataan ini mendapat serangan dari Ali Mochtar Ngabalin yang akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa Hehamahua tak beda dengan teroris.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler