Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Alasan Jawa Timur Masih Panen Kasus Baru Covid-19

5 Juli 2020, 21:42 WIB
Ilustrasi Covid-19.* //PRFM

 

MANTRA SUKABUMI - Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 merilis data tambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 1.446 orang, Sabtu kemarin, 4 Juli 2020,

Dengan tambahan sejumlah kasus tersebut, trend peningkatan kasus positif mengalami peningkatan jumlah.

Total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 62.142 kasus terkonfirmasi.

Baca Juga: Tanpa Tatap Muka, Sekarang Perpanjang SIM Bisa Dilakukan dari Rumah, Berikut Caranya

Tambahan jumlah kasus terbanyak masih dipegang oleh Jawa Timur, dengan tambahan jumlah kasus hari kemarin sebanyak 413 orang, disusul DKI Jakarta sebanyak 223 orang, lalu di tempat ketiga ada Sulawesi Selatan sebanyak 195 orang.

Dalam beberapa terakhir, Jawa Timur (Jatim) masih mengalami penambahan kasus baru positif Covid-19 yang relatif tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.

Baca Juga: Memalukan, Seorang Polisi Dicopot dari Jabatannya, Usai Lakukan Tindakan Asusila di Depan Dua Wanita

Sebenarnya apa penyebab Jawa Timur masih 'panen' atau tinggi angka kasus baru Covid-19?

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), Laura Navila Yamani, menjelaskan tingginya kasus baru Covid-19 di Jawa Timur diduga adalah lantaran masifnya pemeriksaan atau tes Covid-19.

Tak hanya itu, angka ini juga membuktikan kepada kita bahwa masih ada penularan yang terjadi di masyarakat, tambah Laura.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul "Alasan Jawa Timur Masih Panen Kasus Baru Covid-19, Pakar Epidemiologi: Apalagi sudah Tidak Ada PSBB"

Baca Juga: Ribuan Warga Dihebohkan dengan Suara Erangan Naga, Berhamburan Ketakutan Keluar Rumah, Ternyata?

"Jadi, kalau ini artinya memang surveilans kesehatan itu sudah berusaha dimaksimalkan dengan pemeriksaan secara masif. Artinya, angka kasus masih tinggi, jadi penyebarannya masih ada," kata Laura, Minggu 5 Juli 2020.

Faktor lain menurut Laura, yang membuat masih tingginya penyebaran di Jawa Timur lantaran masyarakat tak patuh dengan protokol kesehatan Covid-19.

Lebih lanjut, dengan angka kasus baru yang masih tinggi, Laura mengatakan Pemprov Jawa Timur harus bekerja ekstra. Pasalnya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak lagi diterapkan.

Baca Juga: Dua Wisatawan Tergulung Ombak di Pantai Palabuhanratu Sukabumi, Satu Hilang

"Apalagi, di sini (Jatim, red) sudah tidak ada PSBB," ucapnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, setiap provinsi mengalami penambahan kasus secara variatif. Bahkan, ada yang tidak melaporkan terjadi penambahan kasus kemarin.

Namun, wilayah Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan masuk top three sebagai provinsi dengan penambahan kasus terbanyak pada Sabtu 4 Juli 2020.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler