Waspada, Tsunami 20 Meter Ancam Selatan Jawa, Berikut Penjelasan Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG

28 September 2020, 10:20 WIB
Ilustrasi terjadinya Tsunami. //

MANTRA SUKABUMI - Kabar tsunami setinggi 20 meter telah beredar luas di masyarakat, hal ini dikuatkan dengan adanya kabar pergerakan lempengan tektonik cukup aktif.

Kabar tersebut pertama kali diumumkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Perihal hal itu, BMKG menjelaskan bahwa masyarakat perlu waspada akan tetapi tidak perlu terlalu cemas karena apa yang disampaikan adalah skenario terburuk jika zona yang selama ini terkunci.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Baca Juga: Hati-hati, 14 Wilayah Ini Bisa Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter, Simak Mana Saja

Pergerakan lempengan itu berada di wilayah Indonesia Australia dengan Eurasia yang mengarah pada potensi tsunami di Selatan Jawa.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, mengatakan, pergerakan itu mengarah pada potensi gempa yang dapat menimbulkan tsunami di selatan Pulau Jawa.

"Ada pergerakan lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa di laut lepas," kata Rahmat dalam keterangannya seperti dikutip mantrasukabumi.com dari rri.co.id pada Senin, 28 September 2020.

Rahmad menyampaikan, titik pergerakan berada di sekitar 200 kilometer dari garis pantai di selatan Jawa ke arah laut bagian selatan. Lempeng itu terus mengalami pergerakan sekitar 6 hingga 7 cm per tahun.

Baca Juga: Indonesia Diterpa Isu Tsunami 20 Meter, Berikut Daftar Bencana Tsunami yang Terjadi

Baca Juga: Najwa Dituduh Provokatif oleh Luhut, Najwa: Bukan Provokasi, Ini Fakta di Lapangan

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto mengatakan, gempa dan tsunami raksasa akan berulang di jalur-jalur tunjaman lempeng.

"Jalur-jalur ini akan tetap menghasilkan gempa dan tsunami raksasa di masa datang. Tiap-tiap jalur memiliki waktu perulangan ratusan hingga ribuan tahun," kata Eko.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler