Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Sebut Sosial Media Jadi Alat Propaganda dan Ancam Negara

22 November 2020, 14:10 WIB
Pangilma TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebut media sosial sebagai arena propaganda. /Twitter.com/@Puspen_TNI

 

MANTRA SUKABUMI – Kemajuan teknologi yang berbasis Internet seperti sosial media itu sebuah kemajuan yang sangat baik bagi Negara, namun pasti ada positf dan negatifnya.

Namun baru-baru ini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan pandangan yang sangat mengejutkan bagi kemajuan teknologi seperti sosial media.

Menurut pandangannya bahwa akhir-akhir ini sosial media dan segala aktivitas didalamnya memiliki dampak yang secara instan yang dapat mempengaruhi masyarakat.

Baca Juga: Belum Pernah Dapat Bantuan Sosial? Mensos: Daftar Saja ke Dinas Sosial atau Kantor Kecamatan

Baca Juga: Hakim AS Tolak Trump untuk Hentikan Sertifikasi Suara Pennsylvania

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Dikutip mantrasukabumi.com dari laman PMJNews.com bahwa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan kemajuan teknologi khususnya perangkat berbasis internet dan sosial media menjadikan seluruh negara dunia perlu menciptakan aturan kehidupan di dunia maya.

Menurut jenderal bintang empat ini, dampak pengguna media sosial dan segala aktivitas dunia maya dapat secara instan mempengaruhi keutuhan sebuah negara.

“Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf,” jelas Hadi Tjahjanto dalam sebuah webinar, Sabtu, 21 November 2020.

“Dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi atau pun perang psikologi. Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda,” sambungnya.

Menurut Hadi, belakangan propaganda lewat sosial media pun masif terjadi di Tanah Air yang keseluruhannya sangat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga: Turunkan Asam Urat Seketika hingga Sulit Kambuh Lagi

Baca Juga: Pantas Saja Pangdam Jaya Perintahkan Prajurit TNI Copot Baliho Habib Rizieq, Ternyata Begini Isinya

Salah satunya, lanjut dia, penyebaran berita bohong atau hoaks yang mendiskreditkan pemerintah, dengan sasaran utama masyarakat awam dan generasi muda agar terbakar emosinya.

Kemudian, provokasi dengan mengeksploitasi isu SARA seperti penistaan tokoh masyarakat, tokoh agama, perlakuan etnis tertentu, atau pun kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.

“Juga menyebarkan isu-isu sosial dan isu separatisme berbahasa Inggris untuk mencari simpati dan dukungan politik dari dunia internasional, seperti yang dilakukan Benny Wenda dan Veronica Koman,” ungkapnya.

Hadi menuturkan, kelompok separatis memanfaatkan sosial media untuk mempengaruhi opini dunia lewat propaganda. Mereka juga memanfaatkan panggung diplomasi internasional sebagai mandala alternatif demi mendapat dukungan.

Baca Juga: Dianggap Acuh Soal Baliho Habib Rizieq, Guntur Romli Sebut Anies Telah Berkoalisi dengan FPI

Hasilnya, stabilitas nasional akan terganggu dan akhirnya upaya pembangunan tidak akan berjalan lancar. Pemerintah dan rakyat hanya akan disibukkan dengan konflik-konflik sosial yang ada dan kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi tidak kondusif.

“TNI bersama kementerian/lembaga terkait, dan masyarakat khususnya generasi muda, harus bahu membahu memberdayakan potensi dunia maya dan potensi digital yang dimiliki untuk membendung dan menghadapi ancaman separatisme di dunia maya,” tukasnya.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler