Tanggapi Isu Moeldoko Kudeta AHY, Emrus Sihombing Sebut Efek Politik Pantul Cermin

- 6 Februari 2021, 07:23 WIB
Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing.
Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing. /ANTARA/Handout/aa.

MANTRA SUKABUMI - Santer isu Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal dikudeta oleh Moeldoko, mendapat reaksi dari pengamat politik dalam negeri.

Emrus Sihombing, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), menyarankan kepada Partai Demokrat (PD) untuk segera melakukan konsolidasi internal.

"Menurut hemat saya, agar DPP Demokrat segera melakukan konsolidasi internal untuk memperkuat soliditas dan kepemimpinan partai, agar mampu mengelola pengaruh dan kepentingan dari berbagai kekuatan politik, baik yang datang dari kader maupun dari luar kader," kata Emrus.

Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu

Baca Juga: Tanggapi Isu Kudeta Partai Demokrat, Dewi Tanjung: AHY Gak Usah Lebay Deh

Sebab jika tidak, pergerakan arus input politik di dalam dan di luar partai akan mengakibatkan munculnya efek politik pantul cermin, menurut kajian Emrus.

Emrus sampaikan hal ini kepada Antara News di Jakarta pada Jumat, 5 Februari 2021, menanggapi isu pengambilalihan Partai Demokrat dari kepemimpinan AHY oleh sekelompok mantan pimpinan partai Demokrat dengan mengusung Moeldoko sebagai Calon Presiden 2024.

Dikutip mantrasukabumi.com dari laman Antara News pada Sabtu, 6 Februari 2021, menurut Emrus, upaya yang perlu dilakukan adalah kompromi politik oleh semua faksi yang ada di internal PD, yang dilakukan dalam bentuk kesetaraan dan demokratis.

"Sebab, politik itu merupakan seni berkompromi antarkekuatan politik. Tidak boleh terjadi ego faksi, merasa faksinya lebih utama dari faksi lain yang ada, dan faksi ego, membangun super power dalam satu faksi tertentu karena historical," ujar Emrus.

Baca Juga: Pernyataan Menkeu ini Pastikan BLT Subsidi Upah Tidak Masuk Rencana Anggaran Tahun 2021

Jika konsolidasi internal tidak dilakukan dengan sesegera mungkin, kata Emrus, bisa terjadi arus input politik dari dalam dan dari luar partai yang semakin deras dan membutuhkan energi yang tidak sedikit dalam mengelolanya menjadi output politik ke depan.

"Dan semakin sulit membangun soliditas di internal partai dalam kurun waktu tertentu," katanya pula.

Konsekuensi lanjutan, ujar Emrus Sihombing, tentu sebagai suatu hipotesis.

"Bisa saja sosok yang disebut-sebut akhir-akhir ini menjadi ketum partai boleh jadi kenyataan, tentu atas keinginan pemilik hak suara, sebagai efek komunikasi politik 'pantul cermin'," katanya lagi.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Akan Salurkan Kembali BPUM UMKM di Tahun 2021

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah