MANTRA SUKABUMI - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menerima informasi adanya dua kasus positif COVID-19 dengan mutasi atau varian baru virus corona dari Inggris atau B.1.1.7 pada Senin, 1 Maret 2021. Dua kasus tersebut merupakan hasil temuan dari 462 sampel yang diperiksa.
Beredar kabar bahwa virus corona varian baru tersebut lebih ganas dari COVID-19, Juru Bicara (Jubir) Vaksin pemerintah untuk vaksin COVID-19, Siti Nadia Tarmizi menghimbau kepada masyarakat untuk tidak salah memahami.
Siti Nadia, mengatakan Virus Corona adalah tipe virus RNA (ribonucleic acid) yang secara alami mudah mengalami mutasi.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Ferdinand: Terlepas Sah atau Tidak KLB Demokrat itu, Saya Ucapkan Selamat pada Jend TNI Moeldoko
Hal ini disampaikan Siti Nadia melalui keterangan resminya pada Jumat, 5 Maret 2021.
"Mutasi memang merupakan kemampuan virus untuk bertahan hidup. Hingga saat ini, kami belum mendapatkan bukti ilmiah bahwa virus mutasi COVID-19, atau varian baru ini lebih tinggi tingkat keganasannya dibanding virus COVID-19 yang awal," kata Nadia.
“Namun, dari beberapa penelitian di negara lain menunjukkan varian virus baru ini lebih cepat menular,” lanjut Nadia, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Info Publik pada Jumat, 5 Maret 2021.
Mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike dari virus yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding varian yang lama.