SBY kemudian menegaskan bahwa upaya kudeta tersebut merupakan perilaku yang tidak terpuji, serta jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral.
Selain itu, SBY menilai bahwa upaya kudeta Partai Demokrat yang dilakukan oleh Moeldoko hanya mendatangkan rasa malu, terutama bagi perwira dan prajurit TNI.
“Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral, dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia,” tegasnya.
Presiden Republik Indonesia ke-6 tersebut juga mengatakan jika dirinya merasa bersalah dan malu, sebab dalam beberapa kesempatan pernah memberikan kepercayaan dan jabatan kepada Moeldoko.
“Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya mohon ampun ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu,” ujarnya.
SBY kemudian mengatakan jika tak pernah terlintas dalam benak pikirannya, jika akan terjadi kudeta kepada Partai Demokrat, seperti yang terjadi saat ini.
“Sebagai seorang yang menggagas berdirinya Partai Demokrat, termasuk yang membina dan membesarkan partai ini, dan bahkan pernah memimpinnya, tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa Partai Demokrat akan dibeginikan,” pungkasnya.***