Baca Juga: Alhamdulillah Masih dapat Diskon Walau Tidak Gratis Lagi, ini Penjelasan Stimulus Token Listrik PLN
Lantas Rocky pun langsung menjawab bahwa pers sudah terhegemoni pemikirannya sehingga muncul kalimat tembak menembak.
"Inilah Media juga sudah terperangkap fase karena sudah terhegemoni pikirannya, kalimat tembak menembak sudah ada di kepala jurnalis atau pers, sama juga di KM 50 istilahnya tembak menembak juga," kata Rocky.
Menurut Rocky seharusnya penembakan yang terjadi di Mabes Polri seharusnya pers menyebutnya sebuah peristiwa.
"Istilah tembak menembak gila apa, masa tembak menembak terjadi di Mabes Polri, Dunia Internasional bingung, mana mungkin Mabes Polri bisa ditembus, keterangan seperti itu aja udah gak masuk akal," kata Rocky sambil tepok kepala dan menertawakan.
Baca Juga: Tanggapi Terorisme di Indonesia, Pengacara Habib Rizieq: Akibat Peristiwa ini, Umat Islam Banyak Dirugikan
Menurut Rocky saat ditanya tentang narasi tembak menembak, semua berawal dari ketidak mampuan istana untuk hadir dengan kekerasan.
Seharusnya, istana harus hadir dengan narasi yang akademis yang bersifat menuturkan situasi kewarganegaraan.***
Editor: Fauzan Evan