Serangan Teror Beruntun, Teroris Mabes Polri ZA Diduga Terinspirasi dari Aksi Bom Bunuh Diri di Makassar

- 1 April 2021, 14:25 WIB
Kepala BNPT Boy Rafli Amar
Kepala BNPT Boy Rafli Amar / Tangkapan Layar YouTube Najwa Shihab

MANTRA SUKABUMI - Indonesia dihantam oleh sejumlah aksi teror secara beruntun yang dilakukan oleh pihak yang diduga berafiliasi dengan jaringan terorisme pada akhir Maret 2021.

Pada Minggu, 28 Maret 2021 lalu, publik digemparkan oleh bom bunuh diri di Gereja Katedral yang dilakukan ketika umat Kristen sedang melakukan ibadah Misa Palman.

Hanya berselang tiga hari kemudian, serangan teroris kembali terjadi di Mabes Polri Jakarta Selatan pada Rabu,31 Maret 2021 sekitar pukul 16.30 WIB.

 Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Tepok Kepala, Rocky Gerung: Gila Apa, Dunia Internasional Bingung, Mana Mungkin Mabes Polri Ditembus Teroris

Pelaku teror yang mengancam petugas di Mabes Polri merupakan seorang wanita berinisial ZA yang baru berusia sekitar 26 tahun.

Menanggapi rentetan aksi teror tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi dan terus melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Kami sangat prihatin, dan pihak kami masih mendalami lebih lanjut apakah ini karena konspirasi atau simpatisan sehingga pelaku berani menyerang Mabes Polri," ujar Boy seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Mata Najwa pada Rabu, 31 Maret 2021.

Kepala BNPT Boy mengatakan, aksi teror di Mabes Polri merupakan perubahan mindset yang menurutnya sebagai korban propaganda paham-paham takfiri dari kelompok salafi jihad yang memang menginginkan mati syahid.

Baca Juga: Dinilai Bodoh, Deddy Corbuzier: Ini Buat Nembak Orang Tuh Gak akan Mati

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Tak Ada 'Aksi Tembak Menembak' di Mabes Polri: Seharusnya Sebuah Peristiwa

"Karena salah dalam memahami makna dari mati syahid inilah akhirnya dia menempuh jalan seperti ini, yang bisa jadi mencontoh dari peristiwa sebelumnya (bom Makassar)," ungkap Boy.

Kendati demikian, Boy masih mendalami lebih lanjut apakah perempuan tersebut termasuk jaringan teroris di Makassar atau bukan meskipun memiliki kesamaan ideologi yang dipahami yaitu ideologi terorisme.

"Ideologi terorisme tersebut selama ini menjadi ciri khas dan memiliki kesamaan, yaitu melakukan penyerangan dan berharap bisa mati syahid atau mati mulia," kata Boy.

Boy mengungkapkan, pelaku teror Mabes Polri juga mengeluarkan surat wasiat yang memiliki narasi yang mirip dengan pelaku terorisme bom bunuh diri di Makassar.

"Sepertinya narasinya mirip, mengingatkan kepada orang tua untuk taat kepada Allah SWT dan memberikan petuah kepada orang tuanya, jadi mirip dengan yang dibuat oleh pelaku bom di Makassar," pungkas Boy.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Mata Najwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah