Prof Henry mengatakan bahwa dirinya sengaja menyebarkan itu untuk bereksperimen.
"Saya justru kadang sengaja bereksperimen, apa yang sudah tersebar cukup lama di banyak WA group & FB," cuit Henry seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @henrysubiakto pada Kamis, 1 April 2021.
Sy justru kdg sengaja bereksperimen, apa yg sdh tersebar ckp lama di bnyk WA group & FB, saat sy coba naikkan ke twitter, ternyata reaksi di twitter itu lbh cepat dlm mengoreksi content, terutama pd akun yg jelas pemiliknya. Hanya sejam sdh bnyk yg ngoreksi. Baguslah. Thanks. pic.twitter.com/FnzfaUZcC0— Henry Subiakto (@henrysubiakto) March 31, 2021
"Saat saya coba naikkan ke twitter, ternyata reaksi di twitter itu lebih cepat dalam mengoreksi content, terutama pada akun yang jelas pemiliknya. Hanya sejam sudah banyak yang mengoreksi. Baguslah. Thanks," tulisnya menambahkan.
Staf Ahli Kominfo itu juga mengatakan jika konten itu madhorot ya dihapus saja.
"Jika content itu mudhorot ya dihapus saja," ujarnya.
"Dan ternyata di twitter banyak akun yang senang saat nemu kekeliruan. Ya monggo. Saya ngetwit sekaligus mengamati dan merasakan," katanya.
"Jd mungkin terbukti di medsos banyak orang bersemangat untuk kritis dan cenderung keras serang orang tanpa takut resiko," tandasnya.***