“Standing-nya juga berbeda. Ngabalin memilih untuk membela mati-matian pemerintahan Presiden Jokowi,” ucap Refly Harun.
Sementara itu, lanjut dia, Abdullah Hehamahua berdiri di tempat lain yakni menjadi pengkritik utama pemerintahan Jokowi, terutama dalam konteks terbunuhnya atau dibunuhnya enam Laskar Front Pembela Islam (FPI).
“Padahal sebagai public person, konsekuensinya adalah, ketika kita menyampaikan kritik, (maka) kita dikritik." ujarnya.
Baca Juga: Info Cuaca Jawa Barat Minggu 18 April 2021 Siang hingga Malam, BMKG: Rata-rata Sore Hujan Ringan
Bagi Refly, yang paling penting adalah jangan cengeng, apa-apa dilaporkan ke polisi.
“Yang paling penting, jangan cengeng. Apa-apa selalu melaporkan kepada polisi, tangkap ini, tangkap itu,” katanya lagi.
Menurut penuturannya, Kapolri justru tidak ingin instansinya dijadikan ‘bumper’ dari perseteruan orang-orang yang ingin memanfaatkan aparat penegak hukum untuk menghantam kelompok lainnya.
“Abdullah Hehamahua, ketika saya pernah menjadi wartawan dan menulis dia, bagaimana dia orang yang sangat jujur sekali."
Refly menambahkan, Hehamahua ketika jadi anggota KPKPN bagaimana dia yang sulit di-entertain ketika memeriksa harta kekayaan penyelenggara negara.
“Ketika dia menjadi anggota KPKPN (Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara) pada waktu itu, bagaimana dia paling sulit untuk di-entertain ketika memeriksa harta kekayaan,” tutur Refly Harun.