Namun dalam keteranganya, Kemendikbud akhirnya buka suara untuk mengklarifikasi isu yang beredar dan tudingan dari berbagai pihak atas kejadian tersebut.
Baca Juga: Reaksi Cowok Rusia Lihat Foto Aurel Hermansyah: Saya Kaget Melihatnya
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menegaskan dalam keterangan tertulisnya bahwa Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah dan tokoh-tokoh yang membangun bangsa.
"Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk KH Hasyim Asy'ari," tulis Hilmar sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi Kemendikbud pada Selasa, 20 April 2021.
Untuk meluruskan tudingan dari beberapa kalangan, Hilmar menjelaskan bahwa Kamus Sejarah Indonesia tidak pernah diterbitkan secara resmi.
Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) dari naskah yang perlu penyempurnaan.
Baca Juga: Geram, Fadli Zon tanggapi Impor Garam: Negara Mariti, tapi Garam Masih Impor, Hebatnya Dimana
"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," tegas Hilmar.
Hilmar melanjutkan, naskah tersebut dibuat sebelum periode kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim.
"Naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017 sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim, selama ini belum ada kegiatan penyempurnaan maupun rencana penerbitan naskah tersebut," jelasnya.