Kemendikbud Tarik Semua Buku Sejarah Modern, Mustofa Nahrawardaya: Kalu Gak Ketahuan, Bablas Deh

- 21 April 2021, 06:45 WIB
Kemendikbud Tarik Semua Buku Sejarah Modern, Mustofa Nahrawardaya: Kalu Gak Ketahuan, Bablas Deh./*
Kemendikbud Tarik Semua Buku Sejarah Modern, Mustofa Nahrawardaya: Kalu Gak Ketahuan, Bablas Deh./* /Instagram @TofaTofa_id/

MANTRA SUKABUMI - Mustofa Nahrawardaya tanggapi soal penarikan buku sejarah Modern oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud).

Mustofa Nahrawardaya mengungkapkan bahwa kalau saja mengenai buku sejarah modern tersebut tidak ketahuan, bisa saja akan lewat.

Hal tersebut Mustofa Nahrawardaya ungkapkan pada akun twitter pribadinya, soal tanggapan atas penarikan buku sejarah modern oleh Kemendikbud.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Sebut Tokoh NU Diganti Tokoh PKI, Fahri Hamzah: Jangan Rusak Apa yang Sudah Ada

"Kalau enggak ketahuan, bablas deh," ucap Mustofa, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @MustofaNahraeardaya, pada Rabu, 21 April 2021.

Seperti diketahui sebelumnya buku kamus sejarah yang dikeluarkan tersebut telah membuat kontroversi.

Salah satunya karena tidak memuat salah satu tokoh nasional sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy'ari.

Namun dalam keteranganya, Kemendikbud akhirnya buka suara untuk mengklarifikasi isu yang beredar dan tudingan dari berbagai pihak atas kejadian tersebut.

Baca Juga: Reaksi Cowok Rusia Lihat Foto Aurel Hermansyah: Saya Kaget Melihatnya

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menegaskan dalam keterangan tertulisnya bahwa Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah dan tokoh-tokoh yang membangun bangsa.

"Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk KH Hasyim Asy'ari," tulis Hilmar sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi Kemendikbud pada Selasa, 20 April 2021.

Untuk meluruskan tudingan dari beberapa kalangan, Hilmar menjelaskan bahwa Kamus Sejarah Indonesia tidak pernah diterbitkan secara resmi.

Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) dari naskah yang perlu penyempurnaan.

Baca Juga: Geram, Fadli Zon tanggapi Impor Garam: Negara Mariti, tapi Garam Masih Impor, Hebatnya Dimana

"Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," tegas Hilmar.

Hilmar melanjutkan, naskah tersebut dibuat sebelum periode kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim.

"Naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017 sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim, selama ini belum ada kegiatan penyempurnaan maupun rencana penerbitan naskah tersebut," jelasnya.

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya," tambah Hilmar.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 21 April 2021: Masih Tak Percaya pada Al, Mama Rosa Selidiki Soal Makam Roy

Baca Juga: Tanda Kiamat Semakin Terlihat, Rasulullah SAW Anjurkan Tempati Tiga Negeri ini

Hilmar menyampaikan komitmen Kemendikbud untuk menurunkan semua buku terkait sejarah modern serta membentuk tim koreksi untuk penyempurnaan yang lebih cermat.

"Tim pengoreksi akan dibentuk dengan melibatkan organisasi yang turut membangun negara ini, termasuk dengan Nahdlatul Ulama (NU)," pungkas Hilmar.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah