Network
MANTRA SUKABUMI - Penggiat media sosial dan juga seorang politisi yakni Mustofa Nahrawardaya memberikan usulan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Nadiem Makarim.
Mustofa Nahrawardaya menyarankan Nadiem Makarim untuk mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Mustofa Nahrawardaya menyarankan bahwa sebaiknya Nadiem Makarim mengurus Gojek, sebuah aplikasi ciptaannya.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Tanggapi Hilangnya Kapal Selam Nanggala 402, Roy Suryo: Jangan Hilang Seperti Harun Masiku
"Mas @nadiemmakarim mundur urus ojek saja." ujar Mustofa Nahrawardaya sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitternya @TofaTofa_id pada 22 April 2021.
Sebelumnya Ketua KNPI periode 2018 - 2021 yakni Haris Pratama menyatakan hal yang sama dengan Mustofa Nahrawardaya, dan menilai Nadiem Makarim tidak memahami Pancasila.
Dalam cuitan di media sosial Haris Pratama menyimpulkan bahwa Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tidak paham masalah bangsa.
Ramai diberitakan bahwa masalah bangsa Indonesia saat ini adalah terkait ideologi.
Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Jamin Masih Ada Oksigen untuk 53 Orang Prajurit Kapal Selam KRI Nanggala-402
"Jadi menteri pendidikan kok ga paham masalah bangsa saat ini,
sudah tau bangsa ini sedang bermasalah dengan ideologi, masa kurikulum Pancasila menghilang." tutur Haris Pratama.
Kemudian Haris Pratama menganjurkan Nadiem Makarim untuk mundur, dan fokus mengurus perusahaannya yakni Gojek daripada menjadi Mendikbud.
"Mundur saja sudah pak menteri... urus GOJEK aja." ucap Haris Pratama menambahkan.
Haris Pratama mengatakan bahwa Nadiem Makarim adalah lulusan sekolah luar negeri, sehingga tidak memahami kurikulum Pancasila.
Menurut Haris Pratama bahwa kurikulum Pancasila sangat penting dalam menjaga moral dan ideologi bangsa.
"Nadiem Makarim lulusan Luar Negeri makanya dia ga paham bahwa Kurikulum Pancasila sangatlah penting dalam menjaga moral dan ideologi para penerus bangsa ini." ujar Haris Pratama.***
