"Mereka masuk lewat pelajaran sejarah, lewat kurikulum pendidikan," tuturnya.
Tak hanya menyusup melalui buku sejarah, Tifatul juga mempertanyakan kebenaran mata pelajaran yang lainnya seperti Agama dan Pancasila.
"Apa benar mapel Agama dan Pancasila dihilangkan...?," ujar Politikus PKS Tifatul Sembiring.
Seperti diketahui, pernyataan dari PKS ini mencuat setelah nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari dihilangkan dalam buku sejarah dan lebih ditonjolkan tokoh-tokoh PKI.
Tak hanya itu, PKS juga menilai bahwa ada unsur balas dendam di masa Orde Baru yang mana tidak memberikan tempat kepada anak-anak dari tokoh PKI.
Kendati demikian, Tifatul Sembiring menyarankan untuk waspada "Nggak suka jalan yg lurus. Hati2," ujar Tifatul.
Sebelumnya, hal serupa juga ditanggapi Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid.
Menurutnya, masalah terus berganti. Setelah hilangnya frasa agama dan Pancasila di kurikulum pendidikan kini timbul masalah baru yang menonjolkan tokoh-tokoh PKI dalam kamus sejarah.