HAMAS Dilabeli Sebagai Teroris oleh Israel, Hilmi Firdausi Jelaskan Alasannya

- 20 Mei 2021, 13:00 WIB
Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi.
Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi. /Twitter.com/@Hilmi28.



MANTRA SUKABUMI - Pendakwah dan juga penggiat media sosial yakni Ustadz Hilmi Firdausi menjelaskan tentang label teroris pada Hamas oleh Israel.

Menurut Hilmi Firdausi menjelaskan bahwa Hamas adalah kelompok perjuangan yang tidak dapat ditaklukan oleh Israel.

Hilmi Firdausi mengatakan kelompok perjuangan Hamas tidak dapat diajak negosiasi oleh Israel dan tidak mau diiming-imingi, seperti halnya kelompok lainnya.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Ari Lasso Sarankan Deddy Corbuzier Pindah dari Bumi, Usai Undang Pimpinan Sunda Empire

Maka tak heran menurut Hilmi Firdausi kelompok perjuangan Hamas dilabeli teroris oleh Israel.

"Ada yang tanya tentang HAMAS, katanya kenapa banyak berita negatif tentang HAMAS, bahkan sampai dilabeli teroris ?," ujar Hilmi Firdausi sebagaimana dikutip mntrasukabumi.com dari akun Twitternya @Hilmi28 pada 20 Mei 2021.

"Ini saya jawab karena HAMAS adalah satu-satunya yang tidak bisa ditaklukan oleh Israel," ucap Hilmi Firdausi.

"Jika yang lain mudah diajak nego dan diiming-imingi sesuatu, tapi tidak dengan HAMAS. Jadi jangan aneh jika banyak fitnah tentang HAMAS," tutur Ustadz Hilmi.



Sejak tahun 2007, Hamas telah memerintah Jalur Gaza, setelah memenangkan mayoritas kursi di parlemen Palestina pada pemilihan parlemen Palestina tahun 2006.

Hamas berhasil mengalahkan organisasi politik Fatah dalam serangkaian bentrokan.

Baca Juga: Pejabat Senior Hamas Prediksi akan Ada Gencatan Senjata Segera tetapi Pertempuran Israel Gaza Terus Berlanjut

Berdasarkan prinsip-prinsip fundamentalisme Islam yang memperoleh momentum di seluruh dunia Arab pada 1980-an, Hamas didirikan pada tahun 1987 selama Intifadhah Pertama) sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin Mesir.

Sheik Ahmed Yassin sebagai pendiri menyatakan pada tahun 1987, dan Piagam Hamas menegaskan pada tahun 1988, bahwa Hamas didirikan untuk membebaskan Palestina dari pendudukan Israel.

dan mendirikan negara Islam di wilayah yang sekarang menjadi Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.

Namun, pada bulan Juli 2009, Khaled Meshal, kepala biro politik Hamas, mengatakan organisasi itu bersedia bekerja sama dengan "resolusi konflik Arab-Israel yang termasuk negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.

Baca Juga: Sering Minum Air Es Ternyata Bahaya bagi Kesehatan dan Sebabkan Sakit Kepala hingga Perlambat Denyut Jantung

Asalkan pengungsi Palestina memegang hak untuk kembali ke Israel dan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara baru.
 
Namun, Mousa Abu Marzook Mohammed, wakil ketua biro politik Hamas, mengatakan pada tahun 2014 bahwa Hamas tidak akan mengakui Israel.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x