"Tapi sejumlah pegawai KPK coba terus berbuat hingga OTT dua kasus besar tak terbendung dan dua menteri dari parpol jadi tersangka," katanya.
Hal tersebut lah yang menurut Febri Diansyah menjadi alasan sebanyak 75 pegawai KPK disingkirkan.
"Disinilah 'wawasan kebangsaan' dibajak untuk penyingkiran tersebut, bahkan putusan MK tidak dilaksanakan dan arahan Presiden tidak dihargai," ujar Febri Diansyah.
Adapun salah satu isu yang dianggap konyol oleh Febri Diansyah dan selalu digembar-gemborkan yaitu ada taliban di KPK, dan digunakan untuk menipu dan mematikan akal sehat publik.
Tak hanya itu, Novel Baswedan juga diserang dengan berbagai tuduhan dan stigma karena sejak dulu telah memimpin pembongkaran sejumlah korupsi besar di Indonesia.
"Kita paham, semua isu dapat digunakan, bahkan fitnah dan kebohongan akan dijahit sedemikian rupa agar KPK tumbang, hancur, dan mati," kata Febri Diansyah.
Baca Juga: Ade Armando: Ada LSM Tuduh Galon Guna Ulang Berbahaya, Siapa yang Mengeruk Untung
"Wajar kita bertanya, siapa yang sangat berkepentingan saat ini menyingkirkan 75 pegawai KPK terbaik atau siapa yang sekuat itu bisa mengabaikan arahan Presiden dan tidak melaksanakan putusan MK secara utuh? Apa kepentingan besar ke depan yang sedang disusun?" pungkasnya. ***