Sebut Pemecatan KPK Picu Kemunduran Bangsa, Direktur KPK: 'Berani Jujur Hebat' jadi 'Berani Jujur Dipecat'

- 28 Mei 2021, 16:47 WIB
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono.
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono. /ANTARA/

MANTRA SUKABUMI - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Giri Suprapdiono mengungkapkan kekecewaannya terkait pemecatan pegawai KPK.

Direktur KPK Giri Suprapdiono menyebut, jika pemecatan pegawai KPK itu bisa memicu kemunduran bangsa Indonesia.

Bahkan, Direktur KPK itu menegaskan, jika beberapa pihak ingin merusak sistem bersih KPK yang sudah dibangun dengan susah payah.

Baca Juga: Tanggapi Perkara HRS, Hamdan Zoelva: Tanpa Rasa Keadilan, Hukum Jadi Kehilangan Jiwa

Seperti diketahui sebelumnya, sebanyak 75 pegawai KPK tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang hingga kini menjadi polemik di Tanah Air.

KPK menjelaskan, dari 75 pegawai tersebut nantinya akan dibagi menjadi dua golongan yakni 51 orang dipecat dan 24 orang dibina kembali.

Sementara itu, Direktur KPK Giri Suprapdiono menolak keras adanya pembinaan ulang dari KPK tersebut.

Menurutnya, seluruh pegawai yang tidak lulus TWK tersebut justru sudah melebih kata lulus dan berhak dipertahankan KPK.

"Karena kami ini sudah lulus, melebihi lulus," ujarnya dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan kanal YouTube Najwa Shihab pada 27 Mei 2021.

Baca Juga: 25 Kata Ucapan Selamat Hari Pancasila 1 Juni 2021 Penuh Inspirasi, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Giri Suprapdiono berspekulasi jika kawan-kawannya tersebut memiliki nilai yang terlalu baik, sehingga tidak diluluskan oleh KPK.

"Yang kami takutkan adalah kita salah mendidik generasi depan, bahwa beginilah ketidakjujuran tidak dihargai di republik ini," lanjutnya.

Ia mengaku kecewa atas pemecatan ini, karena orang-orang yang telah membangun KPK sehingga kembali memiliki kekuatan justru dibebastugaskan.

"Dan itu menyedihkan sekali, Pak Masinton bilang ini hanya penindakan, tetapi mereka menghilangkan orang-orang yang membangun sistem," tutur Giri Suprapdiono.

Lebih lanjut, Giri Suprapdiono menegaskan bahwa dirinya adalah salah satu yang membangun sistem di KPK tersebut, namun tetap saja 'ditendang'.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila Pada 1 Juni, Berikut 7 Fakta Dibalik Burung Garuda

"Saya Ketua yang membangun sistem-sistem politik bersama Pak Koko, menambah pendanaan Parpol, tapi kita disingkirkan juga," katanya.

Giri Suprapdiono menjelaskan, polemik ini bukan sekedar tentang penindakan, tetapi orang yang membangun sistem dan mendidik harus disingkirkan.

"Dan 16 tahun membangun 'Bernai jujur hebat' sekarang kaos ini menjadi 'Berani jujur dipecat', dan ini adalah kemunduran bagi bangsa ini," pungkasnya.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah