Pengamat: Nasib PT Garuda Lebih Penting, Dibanding Nasib Abdee Slank di PT Telkom

- 31 Mei 2021, 09:53 WIB
Pesawat Garuda Indonesia.
Pesawat Garuda Indonesia. /Instagram.com/@garuda.indonesia

MANTRA SUKABUMI - Pengamat Politik Hendri Satrio turut mengomentari kisruh para tim sukses Jokowi yang menjadi Komisaris BUMN.

Hendi Satrio atau biasa disapa Hensat mengatakan memikirkan nasib PT Garuda, daripada membahas nasib Abdee Slank di PT Telkom.

Karena menurut Headset maskapai milik BUMN tersebut saat ini sedang diambang kebangkrutan.

Baca Juga: Fadli Zon Positif Covid-19, Ferdinand Hutahaean: Doa Terbaik untuk Kesembuhan Abangku

Baca Juga: Satu Keluarga Meninggal Akibat Kecelakaan, Rumah Mewahnya 20 Tahun Dibiarkan Terbengkalai

Imbas pandemi covid-19 sehingga menurunkan jumlah trafik pengguna maskapai berlamabng burung Garuda tersebut.

"Nasib Garuda Indonesia lebih strategis untuk didiskusikan dan dipikirkan dibandingkan dengan nasib Abdee Slank di Telkom," ujar Hendri Satrio sebagaimna dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitternya @satriohendri pada 31 Mei 2021.

Pengamat: Nasib PT Garuda Lebih Penting, Dibanding Nasib Abdee Slank di PT Telkom
Pengamat: Nasib PT Garuda Lebih Penting, Dibanding Nasib Abdee Slank di PT Telkom Hendri Satrio @satriohendri


Sebelumnya PT Garuda Indonesia Tbk diberitakan mengalami guncangan karena situasi pandemi Covid-19 membuat penumpang pesawat menurun drastis.

 Hal ini pun berdampak pada kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Sehingga perusahaan harus melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi.

Imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan, salah satunya adalah menawarkan pensiun dini kepada para karyawannya.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 31 Mei 2021: Mama Sarah Kena Getah Perbuatan Elsa, Papa Surya Murka

Beberapa fakta yang dialami PT Garuda Indonesia saat ini antara tawarkan pensiun dini untuk para karyawan.

Selain itu, pendapatan Garuda turun 68% dan rugi Rp15 triliun. Emiten dengan kode GIAA itu terakhir kali menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2021 yang berakhir September.

 Sepanjang Januari-September 2021, perseroan membukukan pendapatan usaha US$ 1,14 miliar atau setara Rp16 triliun turun 68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 3,54 miliar dolar AS.

Penurunan pendapatan terjadi pada penumpang dan kargo. Pendapatan dari penumpang turun 71% menjadi US$ 736 juta dan kargo turun 26% menjadi US$ 180 juta.

Pendapatan Garuda dari penerbangan charter naik hampir 4 kali lipat menjadi US$ 47 juta. Sementara dari haji turun 650 alias 0 dari sebelumnya US$ 294 juta.

Baca Juga: Menohok, Pria ini Berikan Saham dan Logam Mulia sebagai Mas Kawin

Garuda mencatatkan rugi bersih US$ 1,07 miliar atau Rp 15 triliun. Padahal pada periode yang sama 2019, perseroan membukukan laba bersih US$ 122.

 Saham Garuda anjlok 18 poin atau 6,12% ke level Rp276 per lembar saham.

Pada perdagangan Senin, 24 Mei 2021, saham Garuda ditutup di level Rp294 atau melemah 22,00 poin atau 6,96% dari sebelumnya Rp316.

Sementara posisi yang lebih lemah ada di level 290,00 pada 29 Januari 2020 lalu. Sepanjang tahun 2021 ini, saham GIAA merosot 21,39%.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x