Profil Gus Baha Ulama Kharismatik Kesayangan Mbah Moen, Silsilah, Guru, Pendidikan dan Tempat Pengajiannya

- 15 Juni 2021, 17:16 WIB
Profil Gus Baha Ulama Kharismatik Kesayangan Mbah Moen, Silsilah, Guru dan Tempat Pengajiannya
Profil Gus Baha Ulama Kharismatik Kesayangan Mbah Moen, Silsilah, Guru dan Tempat Pengajiannya /Twitter/@dakwahnu1926

Menginjak usia remaja, Kiai Nursalim menitipkan Gus Baha’ untuk mondok dan berkhidmat kepada Syaikhina KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, sekitar 10 km arah timur Narukan.

Di Al-Anwar inilah beliau terlihat sangat menonjol dalam ilmu syari’at seperti fikih, hadits dan tafsir.

Hal ini terbukti dari beberapa amanat prestisius keilmiahan yang diemban oleh beliau selama mondok di Al Anwar, seperti Rais Fathul Mu’in dan Ketua Ma’arif di jajaran kepengurusan PP. Al Anwar. Saat mondok di sana pula beliau mengkhatamkan hafalan Shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi dan sanadnya.

Selain Shahih Muslim beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu’in dan kitab-kitab gramatika Arab seperti ‘Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

Menurut sebuah riwayat, dari sekian banyak hafalan, beliau lah santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya.

Bahkan tiap-tiap musyawarah yang akan beliau ikuti akan serta merta ditolak oleh kawan-kawannya, sebab dianggap tidak berada pada level santri pada umumnya karena kedalaman ilmu, keluasan wawasan dan banyaknya hafalan beliau.

Selain menonjol dengan keilmuannya, beliau juga sosok santri yang dekat dengan kiainya. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering mendampingi gurunya Syaikhina Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan.

Baca Juga: Waspadai Tubuh Demam dan Menggigil, Bisa jadi Anda Derita Gejala Penyakit Kanker Darah

Mulai dari sekadar berbincang santai, hingga urusan mencari ta’bir, menerima tamu-tamu ulama’-ulama’ besar yang berkunjung ke Al Anwar, dan dijuluki sebagai santri kesayangan Syaikhina Maimoen Zubair.

Pada suatu ketika beliau dipanggil untuk mencarikan ta’bir tentang suatu persoalan oleh Syaikhina, karena saking cepatnya ta’bir itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, hingga Syaikhina pun terharu dan ngendikan “Iyo Ha’, koe pancen cerdas tenan.” (Iya Ha’, kamu memang benar-benar cerdas).

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x