Network
MANTRA SUKABUMI - Mantan sekertaris Kementerian BUMN Said Didu menjelaskan perbedaan proyek infrastruktur.
Menurut Said Didu infrastruktur terbagi menjadi 2, yakni infrastruktur dasar dan infrastruktur komersial.
Said Didu menjelaskan jika insfrastruktur dasar adalah seperti pembangunan irigasi, jalan desa, jalan umum dan lain-lain.
Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital
Infrastruktur dasar tersebut biasanya akan menjadi sarana bagi rakyat untuk menghasilkan uang.
Sementara infrastruktur komersial adalah seperti pembangunan jalan tol, Bandara, kereta api cepat adalah sarana untuk mengambil uang rakyat.
"Infrastruktur dasar seperti irigasi, jalan desa, jalan umum menjadi sarana buat rakyat untuk hasilkan uang," tutur Said Didu seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter @msaid_didu pada 24 Juni 2021.
"Infrastruktur komersial seperti jalan tol, bandara, kereta api cepat menjadi sarana untuk mengambil uang rakyat," ujar Said Didu.
Sementara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah terus meningkatkan anggaran pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun.
Tahun lalu, pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp423 triliun untuk infrastruktur.
Dana tersebut diambil dari berbagai pos, termasuk utang. Di tengah kritikan berbagai pihak atas meningkatnya utang pemerintah.
Baca Juga: Bela Dirut Garuda yang Diminta Mati Jika Bangkrut, Said Didu: Jika Pilih Suntikan Modal Artinya Lempar Handuk
LBP menyebut mengambil utang untuk membangun infrastruktur adalah hal yang wajar.
Hal itu ia sampaikan dalam acara Pengukuhan Dewan Pengurus Apkasi, yang disiarkan kanal YouTube Apkasi pada 19 Juni 2021.
"Orang bilang ini utang. Enggak apa-apa utang kalau dia bisa membayar sendiri, silakan saja," ujar LBP.
Luhut mengklaim bahwa utang pemerintah digunakan untuk membangun infrastruktur di daerah.
Sehingga akan tercipta konektifitas yang baik dengan daerah lainnya dan menciptakan pertumbuhan ekonomi.***
