Indonesia bersama ASEAN-China Siap Produksi Vaksin COVID-19

- 30 Mei 2020, 06:13 WIB
Ilustrasi vaksin*
Ilustrasi vaksin* //Pixabay

MANTRA SUKABUMI – Tak dipungkiri kebutuhan paling mendesak saat ini untuk mencegah mata rantai penyebaran Virus COVID-19, keberadaan obat-obatan atau vaksin adalah solusinya.

Oleh karena itu obat-obatan atau vaksin perlu diproduksi secara massal agar dapat tersedia dan terjangkau bagi semua masyarakat di kawasan, bahkan di luar kawasan.

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Jose Tavares menyatakan bahwa Indonesia siap untuk turut serta dalam produksi gabungan vaksin COVID-19 bersama dengan ASEAN dan China, jika formula vaksin yang tepat telah ditemukan.

"Kami (ASEAN) terbuka dengan kemungkinan produksi gabungan obat atau vaksin COVID-19 begitu formulanya ditemukan. Indonesia, dalam hal ini, juga siap bergabung dalam produksi bersama tersebut," kata Jose dalam Jakarta Forum daring yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jumat 29 Mei 2020.

Baca Juga: Kabar Baik Nenek Kamtin, Survivor Tertua Berusia 100 tahun Sembuh dari COVID-19

Hal itu, tambah Jose, dilakukan demi menopang pembuatan obat-obatan atau vaksin secara massal agar dapat tersedia dan terjangkau bagi semua masyarakat di kawasan, bahkan di luar kawasan.

Lebih lanjut, Jose menjelaskan dua skenario yang menurutnya mungkin terjadi di tengah pandemi yang sedang berlangsung saat ini.

Pertama, skenario terbaik yang mungkin adalah para ilmuwan berhasil menemukan obat atau vaksin untuk penyakit infeksi virus corona tersebut pada tahun ini dalam beberapa bulan ke depan, yang kemudian diharapkan akan dapat diakses oleh masyarakat.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sukabumi Sabtu 30 Mei 2020

"Kuncinya adalah kita dapat mengendalikan wabah ini, sehingga semua hal yang sudah direncanakan sebelumnya dapat dilaksanakan tanpa terkendala wabah," ujar Jose, menambahkan bahwa meskipun begitu mungkin tetap perlu kelaziman baru karena proses produksi vaksin secara massal akan memakan waktu.

Kedua, skenario terburuk di mana vaksin atau obat belum ditemukan setidaknya hingga tahun depan serta ada kemungkinan besar muncul kasus infeksi gelombang kedua dan ketiga.

"Hal itu tentu akan dibarengi dengan pengujian massal lalu mereka yang positif terinfeksi harus diisolasi, kemudian ada protokol kesehatan dan pembatasan sosial yang lebih ketat serta pemetaan zona infeksi," kata Jose.

Baca Juga: Hasil Evaluasi PSBB Jabar, Berikut Zona Wilayah yang Boleh Terapkan New Normal

Menanggapi hal itu, dr. Paranietharan, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Indonesia menyangsikan bahwa skenario pertama--kemungkinan terbaik yang diharapkan terjadi--akan sulit terealisasi.

"Sayangnya, jika realistis saya kira perlu waktu satu tahun atau bahkan lebih sampai akhirnya kita mempunyai vaksin yang tepat. Sehingga kita harus belajar hidup dalam kelaziman baru," kata Paranietharan dalam acara virtual yang sama.

Baca Juga: Beredar Foto Megawati Soekarnoputri Sedang Memotong Tumpeng di atas Meja Berlogo PKI, Simak Faktanya

Dia juga menekankan bahwa selama vaksin COVID-19 belum ditemukan, masyarakat harus mematuhi anjuran terkait protokol kesehatan dan kegiatan sosial demi mengendalikan wabah.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x