Sejarah Lahirnya Palang Merah Internasional 2022 dan Lambang yang Jadi Kontroversi hingga Perdebatan Dunia

- 8 Mei 2022, 05:30 WIB
Simak sejarah lahirnya Palang Merah Internasional dan penjelasan mengenai lambang yang menjadi kontroversi perdebatan dunia
Simak sejarah lahirnya Palang Merah Internasional dan penjelasan mengenai lambang yang menjadi kontroversi perdebatan dunia /Freepik.com/rawpixel.com

MANTRA SUKABUMI - Simak sejarah lahirnya Palang Merah Internasional 2022 dan lambang yang jadi kontroversi hingga perdebatan dunia.

Palang Merah Internasional selalu diperingati setiap tanggal 8 Mei disetiap tahunnya, sebagai bentuk apresiasi kepada para relawan dalam aktivitas kemanusiaan.

Lantas, bagaimana awal mula sejarah Palang Merah Internasional dan lambang yang jadi kontroversi hingga perdebatan dunia? Simak selengkapnya di bawah ini.

Baca Juga: Profil Lengkap Tokoh Pendiri Palang Merah Indonesia atau PMI dan Biografi Terbaru Tahun 2022

Palang Merah Internasional adalah sebuah organisasi perhimpunan yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan, pertama kali digagas Jean Henry Dunant.

Dilansir mantrasukabumi.com dari pmimedan.or.id pada Minggu, 8 Mei 2022, Jean Henry Dunant lahir pada tanggal 8 Mei 1828 di Geneva, Switzerland.

Henry Dunant merupakan seorang pengusaha sekaligus seorang aktivis sosial yang berasal dari Swiss.

Ia juga yang menginspirasi sehingga terbentuklah Komite Internasional Palang Merah(ICRC) pada tahun 1863.

Berkat gagasannya ini Dunant mendapatkan nobel perdamaian pada tahun 1901. Maka dari itu pada tanggal 8 Mei diperingati sebagai hari Palang Merah Internasional untuk menghargai jasa dari bapak Palang Merah Sedunia.

Sejarah lengkap lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional adalah pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan.

Baca Juga: PMI Siapkan UDD untuk Distribusikan Vaksin Virus Corona, JK: Tugas Mulia

Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III.

Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut.

Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul “Kenangan dari Solferino”, yang menggemparkan seluruh Eropa.

Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan:

Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional, yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.

Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut.

Mereka bersama-sama membentuk “Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera”, yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).

Baca Juga: Tandai Wisata Kemanusiaan, Sandiaga Uno Sumbangkan Sepeda Kenangan dari JK ke PMI

Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang.

Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya “Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang”.

Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah.

Konvensi ini merupakan salah satu komponen dariHukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.

Itulah sejarah lahirnya Palang Merah Internasional 2022 dan lambang yang jadi kontroversi hingga perdebatan dunia.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x