Ia juga memimpin tim Indonesia meraih kemenangan atas juara abadi Tiongkok di kompetisi Piala Uber 1994 dan 1996. Semua ini terjadi selama periode yang relatif kuat dalam bulu tangkis internasional wanita.
Pesaing utamanya di awal tahun-tahun utamanya adalah pemain Tiongkok Tang Jiuhong dan Huang Hua, dan, kemudian, Ye Zhaoying Tiongkok dan Bang Soo-hyun.
Susi Susanti dinobatkan ke dalam Hall of Fame Federasi Bulu Tangkis Dunia (IBF, saat ini BWF) pada Mei 2004, dan menerima Piala Herbert Scheele pada tahun 2002.
Susi memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998. Sebenarnya Susi masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan Susi sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games, karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah Susi menangkan.
Namun, setelah ia dinyatakan hamil pada tahun 1998, ia memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.
Setelah 19 tahun menggeluti dunia bulutangkis, akhirnya Susi mengundurkan diri tanggal 30 Oktober 1999.
Acara pelepasan Susi berlangsung di Istora Senayan, merupakan pelepasan yang pertama kali pernah dilakukan PBSI.
Dihadiri 2.500 penonton, pada kesempatan itu PBSI memberikan hadiah penghargaan berupa emas seberat 25 gram.
Baca Juga: Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti Tiba-tiba Minta Tolong Pada Najwa Shihab: Please Help Them
Selain menjadi ibu rumah tangga, sesudah gantung raket Susi bersama suaminya juga mengembangkan perusahaan apparel bulu tangkis bernama Astec dan sport massage center bernama Fontana (bersama Elizabeth Latief).