Episenter-nya terletak pada koordinat 9,26 LS dan 112,24 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 125 km arah Selatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, pada kedalaman 92 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter-nya, gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi batuan pada Lempeng Indo-Autralia yang menunjam/tersubduksi ke bawah Pulau Jawa.
Baca Juga: Bungkam Aston Villa 2-0 di Liga Inggris, Liverpool Catat Rekor Kemenangan Laga Kandang
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Hal Ini membuktikan bahwa gempa terjadi diakibatkan adanya tarikan lempeng (slab pull) yang terjadi pada Zona Benioff yaitu sistem penunjaman lempeng di bawah Zona Megathrust pada kedalaman 92 km.
Lazimnya gempa kedalaman menengah maka guncangan gempa tersebut dirasakan dalam wilayah yang luas seperti Blitar, Karangkates, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, wonogiri, Jember, Kulonprogo, Bantul, hingga Cilacap.
Baca Juga: Viral Foto Anjing Siap Dibantai, Pemerintah Putuskan Larang Penjualan Daging Anjing
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Pada peristiwa gempa masa lalu di Jatim saat itu menurut catatan katalog gempa mencapai skala intensitas VII MMI menimbulkan kerusakan banyak bangunan rumah dan korban jiwa cukup banyak.**