Tinggal di Rumah Laiknya Kandang Kambing, Janda Tua di Garut ini Dijanjikan Camat Rumah Layak Huni

- 8 Juli 2020, 15:52 WIB
Idah Wati (53), tinggal di sebuah gubuk sejak tujuh tahun lalu setelah rumah yang sebelumnya ditempati bersama suami dan anaknya mengalami kebakaran
Idah Wati (53), tinggal di sebuah gubuk sejak tujuh tahun lalu setelah rumah yang sebelumnya ditempati bersama suami dan anaknya mengalami kebakaran //Jurnal Garut.

MANTRA SUKABUMI - Kisah memilukan representasi masyarakat termarginalkan potensi kesejahteraannya kembali terulang di belahan bumi Indonesia.

Seorang janda tua dengan mirisnya masih menempati rumah sebuah gubuk reot yang tak layak huni di Kabupaten Garut.

Janda tua yang bernama Idah Wati (53) ini tinggal di Kampung Bojong, Desa Lebakagung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Baca Juga: Nagita Slavina Minta Datangkan BLACKPINK ke Andara, Raffi Ahmad: Bisa, Tunggu Tanggal Mainnya

Tinggal selama 7 tahun di gubuk reot itu, Idah terpaksa harus menetap disana setelah rumahnya terbakar.

Ditinggal mati sang suami sejak satu tahun yang lalu, Idah tinggal bersama anak lelakinya yang berusia 23 tahun.

Namun seiring informasi masuk ke pemerintah, Camat Karangpawitan Rena Sudrajat, menjanjikan rumah Idah Wati akan dipindahkan lokasinya. Pasalnya rumah yang ditempati Idah saat ini merupakan tanah wakaf.

Baca Juga: Rekomendasi 3 Drone Terbaru Juli 2020 dengan Harga Terjangkau, Cocok untuk Pemula

"Kami akan segera koordinasi dengan desa, RW dan RT untuk membantuk mak Idah. Biar segera punya yang layak huni," tutur Rena usai meninjau rumah Idah, Selasa 7 Juli 2020.

Idah akan mendapat bantuan sosial dari beberapa pihak. Warga akan melakukan gotong royong agar Idah bisa menempati rumah yang layak.

Tak hanya Rena, ia mengajak anggota DPRD Kabupaten Garut hingga Bupati Garut, Rudy Gunawan untuk membantu pembangunan rumah Idah.

"Nanti dari pak bupati juga ada (bantuan pembangunan rumah). Tinggal warga gotong royong membantu membangunkannya," katanya.

Baca Juga: Kemenkeu Tidak akan Terima Lulusan STAN untuk 5 Tahun Ke Depan, Kebutuhan PNS Sementara Ditiadakan

Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI-P Yudha Puja Turnawan, akan ikut membantu untuk membangun rumah Idah setelah melihat kondisi tempat tinggal Idah.

Ia juga sudah berkoordinasi dengan Bupati Garut dan Kecamatan Karangpawitan untuk membantu pembangunan rumah Idah. Menurutnya, bupati siap memberikan bantuan untuk kebutuhan material bangunan rumah Idah.

"Kemarin ada laporan dari warga yang suka ziarah, bahwa ada seseorang tinggal di rumah bedeng. Alhamdulillah sekarang sudah banyak yang bantu," pungkasnya.

Sebelumnya, selama tujuh tahun, Idah Wati (53) tinggal di sebuah gubuk yang lebih mirip kandang kambing. Ia terpaksa harus menetap di rumah panggung itu setelah rumahnya terbakar.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di jurnalgarut.pikiran-rakyat.com dengan judul "Rumah Janda Tua Ini Lebih Layak Disebut Kandang Kambing, Camat Janji Bantu Pembangunan"

Idah yang ditinggal mati suaminya sejak setahun lalu tinggal di rumah berbahan kayu dan terpal bekas. Ia tinggal bersama anak lelakinya yang berusia 23 tahun.

Rumah panggung itu didirikan Idah di tanah wakaf. Di bagian depan rumah, langsung berhadapan dengan makam. Sedangkan belakang rumahnya, terdapat hamparan pesawahan.

Rumah itu berukuran sekitar 3x2 meter. Semua bahan bangunan terbuat dari kayu. Di bagian dinding rumahnya, hanya ditutup kain terpal bekas.

Hanya ada dua ruangan yang terdiri dari tempat tidur dan sebuah dapur. Tak ada jamban di dalam rumah. Untuk buang air, ada sebuah toilet di luar rumah yang hanya ditutup karung dan empat buah kayu.

Baca Juga: Daftar Harga 10 Sepeda Pacific Tipe MTB Cross Country Termurah 2020

Baca Juga: Cocok Buat Vloger, Berikut 3 Kamera Mirrorless dengan Harga Terjangkau Lengkap Beserta Spesifikasi

Biasanya warga menyebut toilet itu dengan nama WC 'helikopter'. Sehari-hari Idah mengandalkan kebutuhan dari pemberian orang yang berziarah dan sejumlah tetangga.

"Alhamdulillah suka ada peziarah yang kasih uang atau makanan. Tetangga juga sering bantu," ucap Idah ditemui di rumahnya Kampung Bojong, Desa Lebakagung, Kecamatan Karangpawitan, Selasa 7 Juli 2020.

Idah hanya berprofesi sebagai pembersih makam. Ia tak punya pilihan dengan tinggal di gubuk reot tersebut. Tak jarang saat hujan besar, ia harus mengungsi karena rumahnya bocor.

"Biasanya suka ke mushola di dekat rumah kalau hujan. Listrik juga ambil dari mushola," katanya.

Idah tak banyak mengeluh dengan kondisinya. Sebelum tinggal di gubuk itu, ia bersama suami dan anak angkatnya tinggal di saung di tengah kebun milik orang lain di Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota. Setelah itu, ia pindah ke sebuah rumah milik orang lain.

Baca Juga: Viral, Bayi Lahir Sambil Pegang Alat Kontrasepsi yang Disimpan Sang Ibu di Dalam Rahim

Baca Juga: Update Covid-19 di Dunia Hari Ini Rabu 8 Juli 2020, Total Kasus Positif Hampir Mencapai 12 Juta Jiwa

"Sudah tiga kali pindah-pindah tempat tinggal. Suami saya dulu kerjanya hanya buruh di pabrik kulit di Sukaregang," kata Idah.

Idah berharap bisa dibuatkan tempat tinggal yang lebih layak. Tinggal di gubuk alakadarnya itu pun sering membuat Idah tak bisa tidur pulas.

"Kalau hujan kehujanan, terkadang pindah ke teras mushola yang ada di dekat gubuk," pungkasnya.

Rumah Idah pertama kali dilaporkan oleh seorang peziarah ke Babinsa di Desa Lebakagung. Setelah itu, Babinsa melaporkan keadaan Idah ke pihak kecamatan.** (Fariz Akbar-Jurnal Garut)

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Jurnal Garut


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x