Network
Mengalir darah tanah nenek moyang Kerajaan termasyhur bernama Sriwijaya, Perwira Polisi Bintang Tiga ini, menggoreskan “tinta komando”, bak mengayun sampan menelusuri sungai Musi, “Membangun Martabat Bangsa”.
Baca Juga: Konflik Mediterania Timur, Turki Tarik Duta Besarnya di UEA,untuk Menangguhkan Hubungan Diplomatik
Siapa sangka dalam detak dan detik urat beserta aliran darah, mengalir seperti sungai Musi ketika membagikan napas dan seluruh jiwa raganya untuk kemakmuran bangsa dan negara, Perwira Polisi Bintang Tiga ini menyerahkan seluruh pengabdian untuk harkat dan derajat bangsa ini, dalam puisi.
Bagaimana tidak? Goresan “Membangun Martabat Bangsa”, begitu memanggil seluruh anak bangsa senantiasa mengabdikan diri kepada nusantara selama hayat di kandung badan.
Baca Juga: Video Musik Taylor Swift 'You Belong With Me' yang Sangat Ikonik, Seharusnya Mendapat Oscar
Saudara- saudara sebangsa setanah air, kemerdekaan yang kita raih perjuangan dan pengorbanan darah, air mata, tangis dari generasi ke generasi dan tak pernah hilang dari ingatan kita.
Bukan hanya sejarah, tapi ruh bangsa yang mengajarkan keberanian, keberpihakan, cita-cita, walau ribuan mitraliur menyerbu, mendentum, kita tetap balik menyerbu, itulah Indonesia.
Baca Juga: Cocok untuk Pemula, Berikut 6 Tips Belajar Bermain Gitar
Kemarin, hari ini dan lusa tetap sama dan tidak pernah bergeser apalagi berubah, kita akan tetap berjuang dengan semangat tak pernah menyerah untuk menghadapi tantangan yang terus menghadang bahkan saat ini lebih sulit.
Jenderal dua kali menjabat Kapolda ini, Kapolda Nusa Tenggara Barat (3 Februari 2017 - 8 April 2018) dan Kapolda Sumsel (20 Juni 2019 - 8 November 2019), dengan goresan sajak dan puisi, syair pak Polisi Jenderal Bintang Tiga, begitu tinggi mengabdi kepada pemilik negeri, kepada mereka “pemilik kitab suci” bumi pertiwi, Undang Undang Dasar Negara.
